Mohon tunggu...
sunaryo adhiatmoko
sunaryo adhiatmoko Mohon Tunggu... Freelancer - PENDIRI RECYCLE HOUSE PROGRAM (RHP)

Menulis untuk orang-orang kecil dan kehidupan yang selalu timpang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Yusuf Mansyur Jatuh Hati pada Lansia Merapi

14 Agustus 2011   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:48 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Yusuf Mansyur Jatuh Hati pada Lansia Merapi Oleh: Sunaryo Adhiatmoko Mendadak warga Kali Tengah Kidul, Glagah Harjo, Cangkringan, Sleman gempar. Jelang buka puasa, Sabtu (13/8), tepat hari ke-13 puasa, mereka dikunjungi Ustad Yusuf Mansyur. Dai yang biasanya hanya bisa mereka lihat di televisi melalui tausyiah sedekah dan kepedulian. Kedatangan yang mendadak, membuat masyarakat terutama kaum Lansia terperanjat. Kebanyakan nenek-nenek, berebut salaman dan memeluk Dai mungil ini, seakan kerinduan nenek pada seorang cucu. Susana pun berubah haru, atas perjumpaan itu. Pada hari itu juga, mereka baru tahu jika rumah tipe 42 yang mereka tempati dibangun oleh PPPA Darul Quran, Yayasan yang didirikan Ustad Yusuf Mansyur. Rumah untuk korban merapi itu diberi nama Rumah Quran Merapi. Suroto, Kepala Desa Kalitengah Kidul, Glagah Harjo, Cangkringan, Sleman mengaku dapat anugerah Ramadhan. Karunia itu, dirasakan Suroto saat warga desanya mulai dapat bantuan rumah tipe 42 dari PPPA Darul Quran. Rumah yang terbilang besar, dengan disain mirip perumahan komplek ini, tak terbayangkan oleh Suroto akan ada yang membangun. Apalagi, sejak emergency Merapi usai aktivitas kemanusiaan sudah sepi. “Saya kaget, meski datang belakangan PPPA bikin programnya benar-benar bisa dilihat”, terang Suroto senang. “Kalau dari PPPA mau jadikan desa ini kawasan penghafal Quran, seribu persen saya dukung”, tandasnya. Disampaikan Suroto, kebutuhan rumah bagi warganya lebih dari 500 unit rumah. Ia mengaku dapat suntikan harapan saat PPPA yang didukung Yayasan Klaten Peduli Ummat (YKPU), membuat recovery pembangunan rumah bagi korban Merapi. “Niki anugerah Ramadhan pak, matur suwun”, ungkap Daliman yang sudah menerima satu unit rumah dari PPPA. Ayah dua anak yang bekerja sebagai buruh tambang pasir dan petani itu tampak berkaca-kaca. Ia merasa dapat anugerah karena di bekas rumahnya yang telah lenyap oleh lahar panas merapi, telah berdiri kokoh rumah yang jauh lebih besar dari rumahnya dulu. “Gusti Alloh ingkang bales pak”, (Allah yang membalas ya pak) Daliman terbata-bata sembari menyeka matanya. Perasaan senada juga dicurahkan keluarga Pinto, Surawan, Ngatijo, Sarno, dan warga lainnya. Sebelum dibangunkan rumah PPPA ini, mereka membuat bilik kecil di bekas rumahnya yang telah hilang dengan kayu-kayu bekas yang terbakar lahar merapi. Kehidupan sebagai petani juga mulai berjalan normal. Sebagian warga mulai panen kol, jagung, ubi, dan sayur-sayuran. “Kami semua warga desa ikut berdoa, semoga target PPPA membangun 300 unit rumah tercapai secepatnya. Tiap habis tarawih kami doakan”, kata Suroto yang punya cita-cita ke tanah suci jika desanya bisa jadi kawasan religi penghafal Quran. Rumah Quran Merapi PPPA Darul Quran memberi nama program recovery Merapi ini dengan nama Rumah Quran untuk Kampung Quran Merapi. Yakni, program pembangunan rumah untuk warga korban Merapi yang diberi nama Rumah Quran. Tidak sekadar rumah, tapi juga dilakukan pembangunan dakwah melalui penempatan dai untuk mengajarkan masyarakat penerima program jadi masyarakat penghafal Quran. Pembangunan komunitasnya, dimulai dengan pembentukan tiap 15 unit rumah, dibangun juga satu bangunan umum yang diberi nama Saung Quran. Di dalam Saung Quran itu jadi tempat mengajar ngaji dan menghafal Quran bagi anak-anak dan orang tua. PPPA akan menempatkan pendamping masyarakat dan dai penghafal Quran selama dua tahun sebagai tahap awal. Saung Quran, juga sebagai fasilitas pertemuan warga untuk membahas persoalan dakwah, pertanian, dan kehidupan sehari-hari. Dari Saung Quran – Saung Quran, pada tingkat Desa akan dibangun Tahfidz Center. Di dalam Tahfidz Center tidak hanya jadi laboratorium penghafal Quran tapi juga sebagai pusdiklat. Generasi Merapi akan didampingi dalam aspek agama dan keahlian yang mendukung mereka menjadi produktif. Sebagai kawasan wisata, mereka akan diarahkan menguasai fotografi, handycraf, dan jenis ketrampilan lain yang akan jadi daya tarik masyarakat datang ke kawasan itu. Harapannya, selain berwisata menikmati gagahnya puncak Merapi, masyarakat juga dapat menyelami nuansa wisata spiritual bersama masyarakat penghafal Quran dari lereng Merapi. Ramadhan ini, sudah 10 unit Rumah Quran dan satu Saung Quran ditempati masyarakat. Seraya berdoa di bulan yang dikabulkan segala doa ini, semoga Kapung Quran Merapi mewujud sebagai kawasan religius dengan komunitas masyarakat penghafal Quran. Wallahu’alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun