Mohon tunggu...
Sunarto Aloysius
Sunarto Aloysius Mohon Tunggu... Petani - belajar membaca dan menulis

lama menyelam dan ingin mendarat lagi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Murderous Red and Black"

4 Januari 2018   08:19 Diperbarui: 4 Januari 2018   08:48 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MURDEROUS RED AND BLACK

(Merah dan hitam yang mematikan)

Malam itu, disebuah hutan terlarang, disaat rembulan menyinari sudut bintang. Kunang-kunang membelah belantara rimba dan suara tak menyenangkan dari hewan liar memenuhi ruang yang gelap nan sepi, terlihat semua makhluk dari dimensi yang berbeda mulai bebas berkeliaran. Kebanyakan dari mereka memiliki rupa yang menakutkan. Sering kali, para pemburu hantu memanfaatkan waktu emas itu untuk melakukan aksinya. Diantaranya adalah Anna dan Amber. Mereka akan meneiliti sebuah rumah tua. Konon, di rumah itu terdapat mayat hidup dengan wujud rupa menyeramkan. Bagaimana tidak! Wajahnya penuh goresan, pipi kanannya berlubang, mata berwarna merah, bola mata sebelah kiri menghilang, serta mulut yang tek henti-hentinya mengeluarkan cairan berwarna hitam.

Dengan berbekal alat-alat dan keberanian, Anna dan Amber melangkahkan kaki menuju rumah itu. Mereka berdua dianugerahi kemampuan yang berbeda. Anna mampu melihat masa lalu kelam suatu tempat dengan mata batinnya. Sedangkan Amber bisa melihat, berkomunikasi, dan mengontrol gerak gerik mereka yang tak terlihat. Kedua gadis itu perlahan memasuki rumah. Didalamnya dipenuhi dengan tanaman liar dan prabotan rumah yang sudah rusak dimakan usia.

Brak! Terdengar suara benda jatuh. Amber langsung menghidupkan senter ditangannya dan mencari-cari benda yang jatuh ke lantai. Betapa terkejutnya ia melihat salib yang dipenuhi darah terjatuh didekat kursi malas. Ia mengambil salib itu dan bergegas menuruni tangga menuju ruang bawah tanah. "Amber! Lihat ini" panggil Anna sehingga secara otomatis Amber menghentikan langkahnya dan menghampiri Anna. Mereka terbelalak melihat kitab berisikan gambar makhluk mengerikan disertai penjelasan yang dituliskan disampingnya. Sayang sekali, tak ada yang mampu mengerti tulisan tersebut.

Anna memegang kepalanya sejenak kemudian ia jatuh pingsan. Ia dibawa untuk memasuki pintu menuju masa lalu. Alam bawah sadarnya meulai menciptakan gambaran kejadian 73 tahun silam dibantu dengan mata batinnya. Dalam keadaan tak sadar, Anna melihat cahaya putih yang samar-samar mendekati dirinya. Perlahan, cahaya itu menjauh, Anna mengikutinya. Cahaya berhenti tepat didepan pintu. Gadis yang memiliki bola mata berwarna biru ini langsung membuka pintu tersebut. 

Disana, ia melihat sosok gadis bernama Liza dan seorang penyihir yang memakai jubah hitam dengan sebuah kitab ditangannya. Tak henti-hentinya mulutnya mengucapkan mantra yang hanya diketahui oleh dirinya seorang. Sementara itu, Liza terikat disatu pohon beringin yang tersulut api. Perlahan-lahan, api itu membakar tubuhnya. Ia menjerit dan menangis karena kesakitan. "Don't make a noise, Bitch" sang penyihir membentak sambil menusukkan paku ke pipi kanan Liza. "No, someone! Please help me. Help!" Jeritan gadis itu sambil menahan kesakitan dan tubuhnya bersimbah darah dan sang penyihir  melanjutkan membaca mantra. Tak lama, bibirnya berhenti berucap. Sontak, Liza berubah menjadi makhluk mengerikan mengerikan persis seperti yang ada dirumah ini.

"Jika seseorang menatap warna merah di matamu dan terkena cairan hitam yang keluar dari mulut kotormu itu, maka dalam waktu 10 menit, orang itu akan beralih menjadi sepertimu" ujar penyihir itu. Tujuannya melakukan semua iniadalah untuk menambah pasulkan dan menyerang Ratu Mia, pemilik atau penguasa wilayah ini. Setelah itu, penyihir dapat menguasai seluruh negeri. Namun, ekspektasi tak sejalan dengan realita. Liza mempengaruhi semua orang yang menjadi 'targetnya' untuk menghancurkan Mary de La Vrouw, si penyihir. Akhirnya, Liza bersama 12 orang lainnya memusnahkan Mary. Orang yang mampu mengembalikan keadaan seperti semula kini telah sirna. Setelah 13 tahun kasus ini berlangsung, Ratu Mia bertindak dan kemudian menempatkan ketigabelasan dari mereka ke dalam peti mati. Kasus mematikan ini diberi nama 'murderous red and black (merah dan hitam yang mematikan)'         'Merah' diambil dari warna mata meraka dan 'hitam' diambil dari cairan yang keluar dari mulut mereka. Sebelum itu, ada suara misterius yang berbicara kepada Anna bahwa "Kristal dan jubah ada diruang bawah tanah, kitab terdapat dilaci jangan membuka atau membaca halaman 13, 57, 99, 33, 73, 9, 666, 999".

Selang beberapa menit, Anna terbangun dan melihat Amber membaca sebuah kitab. "Amber! Jangan dibaca halaman 13, 57, -," perkataan Anna terputus "Kenapa? Halaman 13 sudah kubaca, isinya Murderous Red and Black" ujar Amber dengan santainya (tiba-tiba isi kitab ini berubah menjadi bahasa Inggris). "Oh tidak, kau membangkitkan mereka" keluh Anna dengan suara lantang. Anna bergegas mengambil ponsel dikantongnya dan menelepon Kris.

Kris   : Hallo?!

Anna : Hallo, Kris! Cepat datang kerumah tua yang kita bicarakan kemarin.

Kris   : Ada apa?

Anna : Nanti akan kujelaskan, Ajak juga Bryan. Jangan lupa bawakalung salib, 4 pistol dan pisau lipat.

Kris    : Baiklah, kami akan tiba 7 menit lagi.

Anna  : Oke, Bye...

Amber merasakan gerak kedatangan 'penunggu' disini. Ia bergegas mengajak Anna masuk ke salah satu kamar untuk berlindung sejenak. Amber mengunci pintu kamar. Setelah itu angin kencang menyerbu hutan dan menerbangkan debu-debu juga kotoran dan sampah. Seketika pintu kamar rusak dan diterbangkan angin. 

Tak lama, ada sosok makhluk mendatangi mereka "Aku akan membunuh kalian satu persatu, malam ini juga." Angin pun berhenti. Namun, makhluk itu mendekati Anna dan Amber. 'Amber, jangan tatap matanya, jangan sampai kau terkena cairan hitam menjijikkan itu' perintah Anna. Amber mengangguk sebagai jawabannya. Kali ini, mereka merasakan tantangan yang berbeda, karena akan menghadapi mayat hidup, bukan hantu.

'Monster' itu semakin mendekat. Jumalah mereka semakin bertambah, mulanya hanya 1 kini ada 13 makhluk. Amber yang merupakan dokter bedah disebuah rumah sakit, mengambil pisau bedah, guntung, dan jarum suntik dari tas ranselnya. Semua makhluk itu adalah wanita. Masing-masing dari mereka bernama Marie, Issabel, Lilly, Laudy, Emil, Emily, Liza, Rose, Jane, Jennie, Claudia, Christe, dan Katty. Awalnya Amber melawan Marie, Emil, dan Emily. 

Marie yang geram melihat itu, ia langsung menggigit tangan Amber, racun pun berhasil masuk ketubuh Amber. Gadis berumur 21 tahun itu membalas Marie dengan menusuk muka Marie menggunakan jarum suntik sehingga wajah Marie penuh dengan goresan dan darah berwarna hitam. Amber tidak sengaja menatap mata Marie. Kemudian, diam-diam gadis cantik itu mengambil palu didekatnya lalu memukul kepala Marie menggunakan palu sehingga darah segar mengalir dari kepala marie dan otak serta saraf yang ada dikepala hancur.

Sementara itu, Anna berlari menuju ruang bawah tanah. Ia dikejar-kejar oleh 7 'monster'. Anna berlari sekuat mungkin lalu ia mengambil kitab yang terjatuh didekat meja. Namun, ada kejanggalan ketika gadis berambut gelombang ini memegang kitab tua tersebut. Tiba-tiba, ketujuh makhluk itu terdiam dantak bisa berkutik. 

Anna terdiam sejenak, ia lantas menuruni anak tangga. Anak tangga itu sudah rapuh dan 2 patah. Dibawah sana sangat gelap. Gadis itu bahkan tak mampu melihat apa-apa. Ia melangkah sangat pelan, tangannya meraba-raba benda disekitar dinding. Ia menemukan stopkontak lalu menekannya. Lampu dengan sinar berwarna kekuningan dan samar-samar pun menyala. Terlihat sebuah bola kristal dan jubah hitam didekat peti mati Issabel.

Diatas sana juga terjadi perlawanan sengit, Kris dan Bryan telah tiba. Melihat Amber diserang mayat hidup, Kris juga Bryan ikut bertindak. Kris menembak satu persatu dari 'mereka'. Bryan melawan Issabel, Lilly, Laudy, dan Claudia. Bryan menembak kepala mereka hingga putus menggunakan senjata khusus. Bryan terkena cairan hitam menjijikkan tersebut. Kris terpaksa menghadapi 'mereka' seorang diri.

Amber mulai berubah, matanya merah dan mulutnya mengeluarkan cairan hitam. "Amber, sadarlah"Ambar pun bersolilokui. Roh jahat mulai menguasai tubuh Amber. Ia mulai menyerang Kris. Amber mengambil pistol yang ada ditangan Bryan yang tengah tergeletak lemas dilantai. Amber mengangkat pistol itu dan mulai membidik kekepala Kris. "Amber, kumohon jangan, Amber ini aku, Kris." Kata lelaki tampan itu.

Tiba-tiba Anna muncul dari ruang bawah tanah dengan mengenakan jubah hitam dan tangannya menggenggam bola kristal serta kitab. Mulutnya berucap menggunakan bahasa Latin. Semua terdiam. "No! Back to hell! Motherf*cker! Bitch!" tegas Anna layaknya sedak dirasuki sosok Mary de La Vrouw. 

Tak lama, 13 makhluk musnah. Sayangnya, Amber dan Bryan juga sirna untuk selamanya. Anna pun tersadar dan roh penyihir menyingkir dari tubuhnya. Ketakutan yang merasuki raga Kris dan Anna telah hilang, terganti dengan rasa kesedihan karena kehilangan 2 orang sahabat yang telah 16 tahun bersama. Mereka beruntung masih dapat melihat senyuman matahari padi. Amber dan Bryan meninggal dalam tragedi yang menuntut kematian.

Karya  : Yolanda Safitri

Alamat : SMP Santo Yosef, Jalan Sekolah No. 13. Kelurahan Gunung Gajah, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan 31418.

                                                                                                                                                               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun