Mohon tunggu...
Sunarsih Isdarmanto
Sunarsih Isdarmanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hanyalah seorang PNS guru biasa yang mencoba berbuat sesuatu untuk anak-anak didiknya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ITS, Apa Salah dan Dosa Kami?

27 Mei 2012   16:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42 2641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di tengah hingar bingarnya pengumuman kelulusan Unas, sore harinya menyusul pengumuman bagi calon mahasiswa yang diterima di PTN jalur undangan. Saya, teman-teman guru,dan anak-anak didik di sekolah kami—SMKN 3 Boyolangu,Tulungagung—tentu juga ikut menantikan kedua pengumuman tersebut. Sebagai guru, tentunya saya tidak sekedar menginginkan anak-anak didik saya lulus 100% begitu saja, tetapi senyampang saya masih bisa berbuat sesuatu untuk mereka (apalagi mayoritas dari kalangan tidak mampu), guru benar-benar harus bisa berperan pula mewakili orang tua siswa, tak terkecuali saya. Saya selalu terusik, tidak tega bila hanya melepaskan mereka tanpa arah yang pasti, apalagi bila mereka anak yang berbudi pekerti, berprestasi, dan orang tuanya tidak mampu atau bahkan (maaf) tak sedikit yang berasal dari keluarga broken home. Saya ingin mengantar mereka sampai di pintu gerbang masa depannya; setelah lulus mau dikemanakankah mereka itu? Tentunya mereka juga membutuhkan bimbingan, arahan, dan masukan dari para guru karena mayoritas orang tua mereka tidak mempunyai lagi kesempatan untuk memikirkan nasib putranya karena pada umumnya berprofesi sebagai petani kecil, pedagang, buruh atau menjadi TKI di luar negeri, sehingga waktu mereka lebih habis dipakai untuk mencari nafkah untuk keluarga. Hal seperti ini mungkin tidak dialami oleh guru-guru sekaligus anak-anak yang bersekolah di SMA favorit, terutama di kota kami, karena orang tua mereka mayoritas sudah memikirkan nasib putra putrinya sejak memilih masuk SMA—jurusan apa, setelah lulus melanjutkan kemana—karena pada umumnya orang tua mereka cukup mampu secara ekonomi dan berpendidikan.

Ketika Unas belum dilaksanakan, anak-anak tingkat XII di sekolah kami sudah sibuk mondar mandir mengurus ini itu yang terkait dengan langkah ke depan perjalanan hidup mereka setelah lulus nanti. Misalnya ada yang ke BKK (bursa kerja khusus) untuk melengkapi persyaratantes di berbagai dunia usaha &industri yang telah menjalin kerja sama dengan sekolah kami atau ada yang ke BP untuk mendaftarkan diri sebagai peserta SNMPTN jalur undangan. Ada juga yang menghadap wali kelas atau guru untuk minta arahan dan bimbingan. Jadi, anak-anak didik saya selama ini walaupun belum dinyatakan lulus dari SMK tetapi syukurlah sudah banyak dunia kerja dan industri para pencari tenaga kerja yang datang melalui BKK untuk menawarkan lowongan pekerjaan. Setelah melaui serangkaian tes akhirnya mereka pun banyak yang diterima antara lain di PLN, Nissan Indomobil, Sampoerna, PT Buma, PT United Tractor, PT Pama, PT Denso, PT Showa, Altrac dsb. Sehubungan dengan hal tersebut, karena sejak tahun 2010 pemerintah mendengungkan program bidikmisi (beasiswa bagi siswa miskin), akhirnya anak-anak didik kami pun memiliki alternatif lain selain masuk di dunia kerja. Bidikmisi memberikan angin segar untuk anak-anak didik kami yang mayoritas berekonomi lemah tetapi berprestasidan ingin merasakan nikmatnya pendidikan S1 atau yang selama ini sekedar bermimpi untuk jadi sarjana.

Walau siswa-siswa sekolah kejuruan, ternyata anak-anak didik kami tidak mau kalah berkompetisi dengan siswa-siswa SMA. Siswa-siswa kami terbukti pernah meraih juara I dalam olimpiade Fisika antar-SMA/MAN/SMK sewilayah Trenggalek dan Tulungagung, sehingga menjadi wakil wilayah untuk ajang yang lebih tinggi di ITS, walau hanya masuk 20 besar dari ratusan peserta. Demikian juga pada ajang OSN-Lomba Ketrampilan Siswa SMK se-Jatim di Malang tahun 2011 di mana kami meraih juara ke-1, 2, 3 untuk bidang lomba karya ilmiah, matematika, kimia, juga juara 1 bidang lomba CNC, serta ada 3 bidang lomba keterampilan lain yang mendapat juara ke-3. Selain itu, untuk hasil Unas 2012, sekolah akami berhasil mendapat peringkat ke-3 terbaik se-Jatim. Namun di balik prestasi-prestasiyang ditorehkan oleh anak-anak didik kami tersebut, setelah kemarin membaca pengumuman penerimaan calon mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN undangan, kami sungguh terpana, menyesal, heran, kaget, kecewa karena anak-anak didik andalan kami yang prestasinya segudang, (nilai rapor rata-rata 9 ,sejak kelas I peringkat I, dilampirkan piagam-piagam penghargaan dari berbagai prestasi), dari sisi moralitas juga baik, ternyata tak satu pun bisa lolos seleksi masuk Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Memang saya tidak tahu kriteria apa dan parameter bagaimana yang dipakai sebagai penentu kelulusan SNMPTN undangan di ITS, tetapi yang sangat mengherankan sekolah dan segenap guru adalah bahwa tentu tidak sembarang siswa kami rekomendasikan untuk mendaftar ke ITS; namun mengapa anak-anak terpilih kami, insya Allah berakhlak mulia, memiliki semangat belajar yang tinggi, berprestasi akademik & non akademik, dengan jurusan yang dipilih juga tidak termasuk grade tinggi, SMK kami pun sekolah negeri & RSBI satu-satunya di kota kami, tetapi mengapa tetap tidak lolos seleksi? Terus terang sepanjang malam saya sampai tidak bisa tidur karena merasa bersalah dan berdosa terhadap mereka karena saya yang menyarankan agar memilih ITS. Yang jadi tanda tanya, kemudian siswa yang bagaimana & yang seperti apa yang bisa masuk ke ITS? Peristiwa seperti ini benar-benar menjadikan anak-anak kami menjadi down, patah semangat, takut, minder, dan bahkan sudah mewanti-wanti pada adik-adik kelas agar tahun depan jangan sampai ada yang berani mencoba mendaftar ke ITS, karena bukan tempat mereka untuk berkompetisi agar bisa menjadi mahasiswa di sana.

Saya memahami bahwa transparansi proses penerimaan mahasiswa mustahil dilaksanakan oleh universitas mana pun. Namun dalam kasus-kasus seperti apa yang saya ceritakan di atas, saya sungguh berharap agar ITS benar-benar jeli mempertimbangkan dan berkenan memberikan kesempatan untuk menerima anak-anak SMK sebagai mahasiswa melalui jalur SNMPTN undangan, terutama yang jelas-jelas sudah menunjukkan bukti fisik prestasi mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun