69 tahun perjalanan indonesia merdeka, tapi pertarungan sebagai bangsa yang besar seperti tiada pernah surut. keburukan/kemungkaran, gonjang ganjing politik berserakan dimana-mana. serupa rayap melapukkan tiang negri. apakah sebagai bangsa kita sudah berhenti belajar ? pertanyaan ini bisa jadi sudah kehilangan spirit keberartiaanya karena sudah bayak orang pintar di negri ini.
Musim pemilihan presiden tiba, kita kembali 'meraba' siapa yang layak disebut 'ratu adil' bangsa ini. nama-nama lama dan baru bermunculan dipanggung politik yang digelar umpama kontes adu bakat dengan juri yang itu-itu juga. tinggal dukungan sms yang menentukan. kita sebutlah itu pemilu.
Menentukan pilihan pada nama yang ada tentulah tidak semata atas dasar fanatisme daerah,suku,agama, dan kesamaan partai politik semata. jauh lebih penting dari itu adalah kwalitas kenegarawan dan kecerdasan kepemimpinan yang visioner dengan misi mulia melayani rakyat sebagai pelayan. Yang mau menghampakan dirinya sebagai seorang hamba, melayani rakyat yang menjadi tuannya. rumusan ini tidak serta merta menghilangkan rasa hormat dan bangga rakyat pada pemimpinnya. model inilah yang paling didambakan dan dapat menyembuhkan luka bathin rakyat yang sudah tidak percaya lagi pada pemimpinnya.
Perjalanan bangsa dan perpolitikan negri ini, harus diakui memang semakin berat dan selalu meruncing pada areal balas dendam dan balas jasa demi mengamankan kepentingan penguasa. Bukan rakyat yang dipimpinnya. Koalisi dirajut untuk membangun kembali benteng pertahanan baru. pemimpin kepada pemimpin. hasilnya ? ibarat pepatah; tidak jauh api dari panggangnya.
Kini rakyat memang tengah terusik hingar bingar pemilihan presiden yang akan dilaksanakan nanti. semua bebas memilih. masikah kita pesimis dengan calon yang ada ? semestinya tidak karena sesungguhnya bunda pertiwi telah melahirkan dari rahim negrinya putra putri terbaiknya untuk memimpin dan mambawa bangsa ini menuju kemerdekaannya yang semakin bermatabat, sejahtera, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Semogalah kita menemukan presiden pelayan dan bukan sebaliknya dalam momentum pemilihan presiden kali ini. saatnya: sehatkan pemilu ! selamatkan negeri ! Kita pasti bisa !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H