Mohon tunggu...
Guru Sunardi
Guru Sunardi Mohon Tunggu... Guru - Menulislah, maka engkau akan dikenang

Guru, Youtuber, Blogger, publik speech, mentor menulis buku, trainer guru, Designer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru di Tengah Transformasi Pendidikan

7 Juli 2024   11:14 Diperbarui: 7 Juli 2024   11:28 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Transformasi pendidikan merupakan proses pengembangan, pembaruan dan penyesuaian paradigma pendidikan sesuai tuntutan jaman. Saat ini transformasi pendidikan itu tengah terjadi, perubahan teknologi sangat besar termasuk dalam dunia pendidikan. Dahulu daftar nilai masih  ditulis di buku nilai, kini mengerjakan nilai di aplikasi berbasis excel maupun berbasis web. 

Dahulu pelatihan guru dilaksanakan secara tatap muka, guru bertemu satu sama lain, kini bisa melalui daring melalui platform gmeet ataupun zoom meet, menjadikan pelatihan lebih cepat, lebih mudah dan menjagkau banyak orang. Guru harus bisa beradaptasi dengan semua perubahan ini

Tugas guru begitu besar karena guru menghadapi manusia dan bukan kertas kosong. Tugas utama guru adalah mendidik peserta didiknya, mengarahkan ke nilai-nilai kebaikan, mengajarkan ilmu pengetahuan. Dalam melaksanakan tugas besar nan mulia itu guru pun herus berusaha mengenal secara utuh satu persatu kepribadian peserta didiknya. Guru harus mengenal muridnya yang pemalu, murid yang periang, murid yang cerdas ataupun murid yang lambat.

Di tengah tugas utama ini guru juga harus beradaptasi dengan teknologi sebagai bagian dari transformasi pendidikan. Saat ini begitu banyak perubahan teknologi yang bersentuhan langsung dengan guru, yang di ramu dalam bentuk Learning Meeting Sistem (LMS). Ada LMS di guru penggerak, LMS di PPG, dan LMS Di PMM.

Banyak masalah di guru ketika dihadapkan dengan adaptasi teknologi ini, mulai dari guru yang tidak memiliki perangkat laptop padahal guru yang bersangkutan sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi, gaptek menggunakan teknologi bahkan dalam level dasar sekalipun (baru bisa membuka dan menutup). 

Hal ini berakibat pada guru itu tidak survive dalam perubahan yang ada. Sebagian guru lebih memilih membeli perangkat administrasi yang sudah jadi, atau membayar orang untuk menyelesaikan tugas administrasnya di LMS PMM. Ketika itu terjadi maka guru akan jauh dari esensi, sekedar menggugurkan kewajiban saja dan tidak paham apa isi administrasinya baik diperangkat pembelajaran maupun yang ada di dalam LMS.

Demikianlah fenomena yang ada, Pemerintah harus turut merasakan kondisi ini, sehingga bisa menyiapkan platform yang lebih sederhana yang berpihak kepada guru. Platform yang mendorong guru untuk melakukan, bukan sekedar mengisi dan memenuhi centang hijau saja. Dengan demikian guru lebih bisa mengikuti perkembangan, lebih memahami esensi dari apa yang dilakukannya dan tetap fokus dalam mendidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun