Mohon tunggu...
Sunardi
Sunardi Mohon Tunggu... Guru - Saya suka menulis dan fotografi

Asal Bondowoso, Kota Tape. Sedang belajar hidup. Blog pribadi www.ladangcerita.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kriminal, Dilaporkan atau Dilindungi Saja?

5 Februari 2014   13:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Disiplin" itu harus. "Taat hukum" mutlak harus.

Ketika seseorang mampu menjadi disiplin dan taat hukum, mudah untuk mengatakan hal tersebut. Tetapi tidak semua orang akan selalu mampu.

Dulu pernah ada seorang maling kelas kakap di desa saya. Tidak satu pun ada yang melapor ke polisi meskipun banyak yang tahu ia mencuri. Bahkan dilindungi oleh masyarakat. Kenapa dilindungi? KArena masyarakat menganggap maling tersebut lebih mampu mengamankan desa dibanding polisi.

Suatu ketika salah satu warga didatangi maling hendak mencuri sapinya. Untungnya ia terbangun dan menggertak maling tersebut. Maling tersebut lari. Tetapi serelah itu, hampir tiap malam rumahnya dilempari batu.

Apa hal demikian bisa diatasi oleh polisi? Apalagi banyak maling yang mempunyai kekuatan gaib.

"Kepepet"

Hal tersebut sering kali merubah yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Bahkan manusia piihan, yakni Utusan Tuhan Muhammad saw. pernah berbohong untuk menyelamatkan nyawa seseorang (*Tetapi untuk hal ini, alasannya bukan kepepet).

Ada beberapa hal yang seharusnya dipertimbangkan dalam kehidupan sosial, yakni "Menunjukkan", "Membantu", "Memperbaiki"

Ketika sedang mampu, seseorang bisa menunjukkan kehebatannya menggunakan agama, hukum, dan sebagainya. Mengatakan ini haram, ini pelangaran. Saya tegaskan "Menunjukkan". Bukan membantu orang tertuduhh untuk berubah menjadi ebih baik, bukan juga berusaha memperbaiki, tetapi hanya menunjukkan kehebatan diri.

Bedanya, yang menunjukkan kehebatan diri bertindak seenaknya, tanpa pertimbangan, tanpa strategi. Kalaupun ada, tujuanya untuk menang saja, bukan perbaikan

Pengalaman ketika menjadi mahasiswa baru. Rekan-rekan senior di organisasi memotivasi agar memberantas keburukan-keburukan di kampus. Saya sering bertanya tentang "Cara yang bijaksana ketika itu". Tetapi percuma saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun