Mohon tunggu...
Sunardi
Sunardi Mohon Tunggu... Guru - Saya suka menulis dan fotografi

Asal Bondowoso, Kota Tape. Sedang belajar hidup. Blog pribadi www.ladangcerita.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Olahan Daging Kelinci Makmurkan Peternak

4 Maret 2014   03:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pebisnis tidak hanya memikirkan bagaimaan menjalankan suatu usaha, tapi ia memikirkan bagaimana agar usahanya terus berjalan," begitu kata Michael E. Gerber dalam bukunya yang berjudul E-Myth.

Saya termamsuk salh satu penggemar kelinci. Waktu SMP pernah melihara hingga 60 ekor. Asyik memang, tidak makan tempat. Bisa diternak di lahan sempit dengan kandang susun. Akan tetapi, mungkin juga dikeluhkan oleh peternak kelinci yang lain, jika sudah banyak populasinya, mau dijual kemana?

Di beberapa daerah, mungkin sate kelinci sudah populer dan sudah memiliki banyak konsumen, sehingga permintaan terhadap pkelinci dukup lumayan, tapi tidak semua daerah begitu. Jika daging kelinci hanya diolah menjadi sate, pentol, dan semacamnya, mungkin orang-orang lebih memilih daging ayam, kambing, atau sapi.

Ada teman yang mengolahnya menjadi rambak kelinci, sosis kelinci, kaki naga kelinci, sosis kelinci, steak kelinci, abon kelinci. Cukup kreatif. Jika usaha olahan daging kelinci semacam ini terus meningkat, tentu bisnis beternak kelinci akan semakin menjanjikan.

Sebenarnya ini merupakan PR bagi para peternak kelinci demi keberlangsungan bisnis peternakan kelinci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun