Meskipun sudah cukup lama punya akun kompasiana, saya memang tidak bisa terlalu aktif ngompasiana. Nulis kalau ada inspirasi yang tidak selalu datang setiap saat, apalagi saat dikejar-kejar disertasi yang kadang membuat frustasi. Karena banyak yang nulis SuDuk, akhirnya ingin juga ikut. Dukanya banyak:
1. Dibully lewat kolom komen ataupun malah lewat fesbuk juga pernah, apalagi kalau tulisan bertema politik, jelas sering menjadi ajang berkelahi secara maya.
2. Tulisan tak banyak dibaca, itu kadang juga membuat sedih…
3. Mungkin itu saja dukanya, kalaupun ada duka yang lain biarlah saya simpan dalam hati
Sukanya? Nah ini dia…! Selain bisa dapat bintang “highlight” ataupun “Headline” yang kadang menandakan tulisan kita agak layak dimuat dan dibaca, maka tulisan kita berhasil sampai kepada sasaran meskipun tanpa tanda highlight ataupun Headline. Satu tulisan saya tentang Dokter yang tidak suka BPJS akhirnya menyadarkan dokter tersebut. Tidak tahu bagaimana mekanismenya sehingga pesan itu bisa sampai kepada yang bersangkutan, padahal saya tidak menyebutkan nama dokter maupun rumah sakitnya, hanya kode rumah sakit dan daerahnya. Mungkin karena saya menuliskan identitas kami dengan cukup jelas sehingga dokter tersebut mengerti. Atau mungkin karena tulisan itu saya kirimkan ke beberapa teman saya yang kebetulan berprofesi sebagai dokter juga sehingga menyebar di kalangan mereka. Entahlah…
Hasilnya, pada saat Bapak mertua saya kontrol kesehatan untuk selanjutnya di rumah sakit dan dokter yang sama, tanpa diminta dokter yang awalnya menyarankan untuk tidak lagi memakai BPJS malah menyuruh Bapak saya kembali memakai BPJS. Alhamdulillah, saya tidak perlu pulang dari Jepang untuk sekedar marah-marah ke dokter yang bersangkutan. Mudah-mudahan dokter itu memang sadar dan bukan sekedar takut ataupun dimarahi atasan.
Selain pengalaman dengan kasus dokter itu, maka kompasiana juga membuat saya SUKA lupa waktu. Lha gimana, pagi-pagi datang ke kampus seharusnya menulis paper malah yang jadi adalah artikel kompasiana. Itu yang kadang membuat istri saya SUKA mengamati, jika saya mengetik dengan ketukan yang sangat cepat itu berarti saya lagi nulis artikel kompasiana, kalau ketukannya pelan dan jarang biasanya lagi nulis paper. Cukup sekian SuDuk saya. O iya, karena kompasiana juga buku pertama saya, Warna Berbeda Negeri Sakura akhirnya terbit…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H