Mohon tunggu...
masunardi
masunardi Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen

hanya dosen jelata...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Jokowi, Anda Berhutang Kepada Kami, Bukan Kepada Megawati…

15 Januari 2015   21:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:04 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Pak Jokowi, apakah Anda sudah tidak mendengar lagi suara kami?  Apakah tidurmu di Istana negara telah sedemikian nyenyak hingga lupa kepada kami, yang dulu tanpa engkau komando turun ke jalan dengan meneriakkan salam dua jari?  Pak Jokowi, kalau nanti ternyata engkau menetapkan kapolri yang baru dengan status tersangka tersebut, berarti engkau memang lupa kepada kami…lalu untuk apa lagi kami harus berdiri membelamu?

Pak Jokowi, banyak asumsi yang berkembang di masyarakat.  Banyak pendapat yang beredar yang kami dengar, ada yang mencemoohmu, ada yang membelamu, ada yang bernalar logis untukmu.  Namun satu pak Jokowi, sekarang saatnya pembuktian engkau berkata tidak pada korupsi.  Sekarang giliran engkau berpihak kepada kami, rakyat kecil yang sering hanya jadi penonton pesta pora di DPR.  Pak Jokowi, saat engkau pilih beberapa menteri yang kontroversial misalnya Ibu Susi, kami masih mampu membelamu dengan bangga, karena kami yakin engkau punya rencana sendiri.  Saat BBM engkau naikkan meski kemudian engkau turunkan lagi, kami masih ikhlas karena demi stabilitas negeri, demi kemajuan bangsa, demi pendidikan yang lebih baik dan demi kesehatan yang lebih manusiawi.

Pak Jokowi, namun yang sekarang berbeda.  Kami hanya ingin negeri ini bersih dari korupsi, maka apapun alasannya, apakah layak seorang tersangka tetap disahkan sebagai kapolri?  Pak Jokowi, masalah salah atau tidak nanti tergantung bukti di pengadilan, tetapi masalah etika dan kepantasan marilah kita berpikir ulang.  Pak Jokowi, Anda pasti tahu dan paham intrik DPR yang dengan pujian meloloskan calon kapolri yang awalnya engkau usulkan.  Kalau bukan jebakan, itu pasti agar kisah cicak dan buaya terulang lagi, mungkin bukan cicak dan buaya, tetapi cicak dan singa, karena yang adalah calon raja di institusi yang bergengsi.

Pak Jokowi, kami Cuma mengingatkan satu hal, engkau berhutang kepada kami dan bukan kepada Megawati.  Kami yang mengantarkanmu ke Istana dengan air mata dan bukan moncong putih itu.  Parpol-parpol itu cuma memanfaatmu karena mereka tak mampu tampil sendiri, tapi kami mengharapkanmu menjadi kebanggaan kami.  Hutang budi Anda dengan parpol-parpol itu sudah lunas dengan dibayar beberapa kursi menteri, tapi hutangmu pada kami belum engkau bayar sama sekali.  Pak Jokowi, engkau masih ingat kami kan?  Yang saat konser itu engkau panggil sebagai adik?  Engkau masih ingat kami kan? Yang dengan sukarela mengumpulkan uang untuk modal kampanyemu?  Engkau masih ingat kami kan? Yang dengan gembira mengorbankan waktu dan tenaga serta uang untuk pulang kampong demi bisa mencoblos nomor 2 saat itu?  Engkau masih ingat kami kan? Yang selalu bermimpi memiliki pemimpin yang merakyat,pemimpin yang mendengar suara rakyat.  Engkau masih ingat kami kanPak Jokowi??

Pak Jokowi, hidup kami sudah rumit, tetapi kami masih bisa bangga dengan Anda sampai saat ini.  Pak Jokowi, jangan buat kami malu dan kecewa…please…sekali ini.  Kami rakyat kecil tak bisa paham dengan adegan drama di senayan.  Seperti katamu, ““Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?”

Pinggiran Tokyo, 15 Januari 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun