Betapa enaknya hidup di Indonesia, ada masalah apa pun selalu terdapat solusi di sekitar kita, di manapun dan kapan pun. Sepeda rusak atau bannya bocor, tinggal ke jalan sekitar rumah maka akan berjajar tukang tambal ban sepeda yang ongkosnya murah. Tinggal memilih yang kita cocok atau yang paling dekat. Hidup di Jepang tak semudah itu, selain ongkos jasa dalam hal apa pun sangat mahal juga tidak banyak tukang tambal ban dan bengkel sepeda. Jadi jika ada masalah dengan alat transportasi utama kita tersebut, mau tidak mau semua harus dilakukan sendiri untuk mengatasinya. Tinggal di Jepang berarti akan belajar banyak hal yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya dan secara otomatis bertambah pula kemampuan dalam hal baru. Peribahasa yang dulu sering kita dengar: “alah bisa karena biasa” sudah usang dan berganti dengan “alah bisa karena terpaksa”, terpaksa karena tidak ada pilihan lain.
Sepeda merupakan alat transportasi jarak dekat terpenting di Jepang yang hampir semua orang dipastikan memilikinya. Dalam sebuah keluarga biasanya jumlah sepeda akan sama dengan jumlah anggota keluarga. Harga sepeda baru bervariasi, mulai yang termurah sekitar 9.000 yen sampai sepeda sport yang berharga puluhan hingga ratusan ribu yen. Masalah akan timbul jika ada bagian sepeda yang rusak dan perlu diganti atau diperbaiki onderdil-nya, karena ternyata harga per-item spare part-nya menjadi luar biasa mahal. Bahkan kadang beberapa teman lebih suka ganti sepeda baru daripada harus memperbaiki rantai yang putus atau bagian sepeda lain yang rusak. Selain itu, cara lain untuk mengatasi masalah dalam hal persepedaan adalah dengan mencoba kemampuan untuk memperbaiki sendiri adalah suatu keharusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H