Hari ini Pak Presiden mampir Kyoto, Jepang untuk menerima gelar Doktor Honoris Causa yang kesekian kalinya. Lebih hebat lagi katanya bidang Demokrasi dan perdamaian dari Universitas Ritsumeikan, Kyoto, Jepang,. Pertanyaannya, layakkah bagi yang baru saja menikam mati demokrasi menerima gelar itu?
Drama tiga babak tentang RUU Pilkada masih berlanjut. Babak Pertama: Bilang marah dan kecewa dengan anggota fraksinya yang Walk Out dan menyuruh mengusut tuntas dalang WO sidang DPR. Babak Kedua: Kemudian mengemukakan argumentasi yang tidak bisa diterima kenapa partainya harus mengambil langkah berat Walk Out sebagai sikap kecewa karena usul 10 perbaikan tidak disetujui (padahal katanya setelah tahu anak lelakinya-lah yang menjadi salah satu sutradaranya). Babak Ketika: Sang Bos akan menggunggat RUU tersebut demi Pilkada langsung yang dikehendaki Rakya. Serius dan tidak main-main. Bahkan hari ini akan menyingkat kunjungan ke Jepang demi mencari celah untuk menggunggat RUU tersebut.
Pertanyaan sebagai rakyat sangat simpel. Kenapa kemaren saat ada jalan tol tidak digunakan dengan baik malah sekarang mau mencari celah yang nggak jelas?? Pak Presiden, celah itu hanya layak untuk mengintip dan bukan untuk menggunggat? Sudahlah….biarkan saja…toh hari ini Anda masih akan menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dalam bidang DEMOKRASI dan perdamaian meski baru saja membunun mati demokrasi itu. Tenang saja…tidak usah galau dan memikirkan rakyat…rakyat sudah terbiasa dibunuh, diperdaya dan berjuang sendiri. Kami, enam belas tahun yang lalu juga berjuang tanpa didampingi presiden dan wakil rakyat. Tenang saja Pak…terima saja gelar kehormatan itu dengan penuh rasa bangga karena Dr. bidang Demokrasi itu sangat bergengsi…
http://www.merdeka.com/peristiwa/sby-dapat-gelar-doktor-honoris-causa-dari-jepang.html
Sudahlah Pak, tidak usah ikut-ikutan menggunggat RUU Pilkada apalagi sampai minta masukan dari MK. Apalagi hanya karena di bully di media. Pak Hamdan Zoelva pasti sebenarnya hanya tersenyum kalau tidak malah tertawa ngakak sambil bilang…”Ada-ada saja sampeyan…!”. Persiapkan saja masa pensiun dengan baik Pak…untuk rakyat dan negara biarkan kami sendiri yang memperjuangkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H