Beberapa waktu yang lalu ada kompasianer yang menulis tentang era minimarket saat ini yang bisa digunakan untuk tempat membayar listrik dan telpon. Di Jepang hampir semua minimarket telah digunakan untuk keperluan itu juga, selain fungsi tambahan untuk membeli tiket kereta api, tiket tempat wisata misalnya museum Doraemon (Lawson minimarket) dan alamat surat untuk belanja online. Jadi jika kita hanya tinggal sementara di Jepang dan ingin belanja online kita bisa menggunakan alamat minimarket terdekat dengan tempat kita tinggal untuk mengambil barang. Hampir semua minimarket di Jepang juga menjadi tempat menjual obento atau makanan siap saji. Beberapa ada yang menyediakan juga masakan yang baru dimasak di tempat misalnya karage (ayam goreng).
Jika biasanya minimarket atau di Jepang dikenal dengan nama konbini (convenience store) adalah serupa dengan yang ada di Indonesia, maka MINISTOP, sebuah minimarket dengan jaringan terbesar kelima di Jepang dengan jumlah gerai lebih dari 2.200 buah membuat konsep yang berbeda. Minimarket yang identik dengan minimarket kampus Jepang tersebut menambah fasilitas berupa beberapa meja, kursi, air panas dan juga microwave secara cuma-cuma.  Dan setiap jam makan siang, tempat itu hampir selalu penuh dengan orang yang membeli makanan atau hanya sekedar numpang makan karena membawa obento sendiri. Betul, kita bebas menggunakan tempat duduk di sana untuk makan meskipun kita tidak membeli makanan di tempat itu.
Tidak semua orang Jepang sempat makan di rumah makan atau restoran, terutama saat jam makan siang karena waktu yang terbatas serta uang yang terbatas. Kebiasaan makan tepat pada waktunya membuat saat jam makan siang dan makan malam semua restoran akan selalu penuh, sehingga tidak jarang harus ngantri di depan warung untuk menunggu giliran masuk. Apalagi untuk restoran kecil yang tempat duduknya kadang tak lebih dari 10 buah, harus rela mengantri di pinggir jalan. Untuk restoran laris, tidak jarang kita harus menunggu lebih dari satu jam untuk makan cepat karena nggak enak dengan antrian di belakang kita. Kalau malam kebetulan ingin nge-date, maka restoran juga bukan pilihan hemat untuk sebagian orang meski beberapa restoran murah dengan konsep restoran keluarga banyak tersedia di Jepang.
Kemudian muncullah ministop, tempat yang sangat cocok untuk kantong mahasiswa. Minimarket sekaligus restoran swalayan dan juga tempat nongkrong yang buka 24 jam. Gratis. Jadi jika ingin mencari tempat kencan murah meriah, ministop pilihannya. Saat kencan tiba-tiba lapar, tinggal membeli makanan siap makan dan memanasinya di microwave atau menggunakan air panas gratis untuk merendam mie instant. Jika haus atau ngantuk tinggal membeli kopi kaleng atau kopi instant siap seduh dengan air panas yang sudah disediakan. Bahkan jika musim dingin tempat itu bisa menjadi alternative untuk belajar sekaligus menghangatkan badan demi mengurangi biaya listrik yang pasti melonjak karena menyalakan pemanas ruangan.
Minimarket yang laris itu memang  mengekspose gimmick mereka yang berupa kursi dan meja gratis itu sebagai kelebihan dibanding minimarket lain untuk menjadi juara. Bahkan saat ini sebagian telah berekspansi tidak sekedar minimarket biasa tetapi berubah menjadi Cisca atau city small café yang juga tetap menjadi tempat jualan segala macam keperluan serta loket pembayaran listrik, gas, telpon, internet dan air. Apalagi keberadaan colokan listrik pada setiap meja yang ada, nongkrong lama bukan halangan untuk tetap sambil main gadget.  Tetapi sayang masih ada satu kekurangannya, tetap tak ada fasilitas internet gratis, maklum Jepang, wifi adalah barang pribadi dan bukan untuk dibagi.  Tulisan ini bukan promosi, sekedar berbagi informasi siapa tahu ada yang ingin mengadopsi.
Utsunomiya, 27Â Oktober 2015.