O iya, setelah makan siang dan istirahat, sambil jalan pulang mampir beli beberapa souvenir keramik sebagai kenang-kenangan. Â Banyak keramik yang saat bazaar dijual dengan harga yang lebih murah dari biasanya. Â Dan hari itu Embun dapat hadiah souvenir kecil dari istri Sugiyama san, katanya karena hari itu adalah hari anak, maka orang tua harus memberi hadiah untuk anaknya.
Tak terasa hari sudah menjelang sore dan udara semakin dingin karena seharian hujan gerimis dan kami pulang, tetapi di mobil begitu Sugiyama san melihat anak saya yang kecil tidur, beliau berhenti untuk istirahat di suatu show room keramik yang sangat besar, dengan harga-harga yang tak kan terbeli oleh kantung mahasiswa Indonesia.  Sebuah show room yang dilengkapi dengan kafe dengan penjual minuman hanya sebuah vending machine….dan gratis.  Sampai Zenith (anak lelaki saya) bangun dan keliling sekitar lokasi itu sebentar.  Ternyata menemukan hiburan untuk anak (dan juga orang dewasa), yaitu arena kereta api mini yang boleh dinaiki dengan harga tiket 100 yen untuk anak dan 200 yen untuk dewasa.  Uniknya, salah satu kereta api mini itu menggunakan tenaga batu bara beneran, jadi mirip kereta api jaman dulu betulan dengan asap tebal dari lokomotifnya ketika mulai jalan.
[caption id="attachment_328492" align="aligncenter" width="600" caption="Makan siang dan kereta api mini"]
Kesan terakhir dari pameran keramik itu adalah seharusnya Indonesia bisa mengadaptasi cara pengembangan UKM-UKM yang ada di tanah air, terutama sentra-sentra industri rumah tangganya. Indonesia mempunyai banyak sekali potensi yang bisa dipamerkan mulai dari Aceh sampai Papua, mulai dari keripik, meubel, keramik, rotan sampai dengan perahu misalnya di Kalimantan Selatan. Konsep desa wisata mungkin bisa dipercantik dengan event-event menarik yang dikelola bersama dengan dukungan pemerintah daerah atau pusat. Indonesia punya segalanya, tinggal bagaimana kita mengolah dan mengemasnya. Semoga menginspirasi…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H