Masih ingat status Ibu Iriana yang singkat? tks kpk…Status itu dimaknai banyak oleh pemerhati sosial media beberapa hari yang lalu. Begitu juga drama pengusulan BG yang langsung mendapat pujian dan diloloskan oleh DPR namun ditunda pelantikannya oleh presiden Jokowi. Sesaat semua menganggak penunjukkan Plt Kapolri adalah jalan tengah, namun tak berapa lama kemudian ada saja gosip yang dihembuskan, kenapa Sutarman diganti? Bahkan kultwit Yusril Ihza M menganggap penggantian itu menandakan presiden ngawur dan tidak paham undang undang.
Menarik…selalu ada celah untuk melemparkan ketidaksukaan. Beberapa orang berusaha menjelaskan bahwa Sutarman diganti karena untuk mempercepat reformasi di institusi kepolisian. Ada lagi yang mengkaitkan dengan kasus obor rakyat yang tak kunjung selesai sampai saat ini padahal secara kasat mata semuanya jelas. Hal yang aneh jika kepolisian yang luar biasa hebat, bahkan untuk menangkap teroris yang bersembunyi di kolong jembatan pun tidak terlalu sulit tetapi menyelesaikan kasus fitnah obor rakyat terlalu lambat. Bahkan tersangka masih bebas. Itu dianggap kesalahan Jenderal Sutarman yang paling besar sehingga layak diganti.
Mencoba menelusuri catatan lama akhirnya menemukan berita akhir tahun 2013, tentang catatan tentang jenderal Sutarman saat menjadi calon tunggal Kapolri usulan SBY. Ternyata ada beberapa catatan yang dianggap buruk oleh ICW dalam rekam jejak Jenderal Sutarman. Selengkapnya baca di http://nasional.kompas.com/read/2013/10/13/1727503 Catatan.Buruk.Komjen.Sutarman.Versi.Kontras.?utm_source=news&utm_medium=bp&utm_campaign=related&
Catatan saya, khusus tentang saat Jenderal Sutarman menjadi Kabareskim, saat kasus penangkapan anggota polisi yang menjadi penyidik KPK menggegerkan kita. Ya…saat itu orang yang paling dianggap bertanggung jawab adalah Sutarman. Jadi, dengan melihat kebelakang mungkin kita akan ingat sedikit ketidakharmonisan antara Sutarman dan KPK. Dan saat sekarang presiden Jokowi ingin mereformasi mental, mungkin Jenderal Sutarman akan dianggap sebagai hambatan.
Saat pergantian Kapolri belum jelas, hal yang mengejutkan juga terjadi, Kabareskrim yang terkenal bersih, Pak Suhardi Alius tiba-tiba dimutasi oleh Kapolri yang saat itu semestinya masih Sutarman, karena dianggap tidak bisa memuluskan pencalonan BG sebagai kapolri dan bahkan membiarkan KPK menjadikan BG tersangka. Mungkin hal yang dianggap berbahaya jika Kabareskrim sudah mau kompak dengan KPK.
Jadi, menurut analisa bodoh saya sebagai orang kimia, pergantian kapolri yang dipercepat itu memang suatu keharusan. Perlu katalis yang tepat untuk mempercepat pemberantasan korupsi. Jadi, jangan-jangan sebenarnya Presiden Jokowi memang main mata dengan KPK untuk memberantas korupsi di Indonesia secepatnya. Jangan-jangan tendangan lambung bola panas mulai dari pencalonan BG yang langsung disambut sundulan kepala KPK yang langsung disambar dan dikocok oleh DPR agar presiden Jokowi melakukan tendangan bunuh diri sudah diskenariokan oleh mereka. Jangan-jangan memang KPK benar-benar main mata, dan dimulai dari ibu Iriana yang memberi kode : tks kpk…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H