Mohon tunggu...
masunardi
masunardi Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen

hanya dosen jelata...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Memang Membosankan (1 dari 5 Pelajar di Inggris Membolos)

23 Januari 2015   00:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:34 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Data membolos siswa di Inggris selama 10 tahun

Ternyata memang bagi sebagian orang sekolah memang tidak menyenangkan, termasuk di negara yang kita anggap maju seperti di Inggris.  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gaynor Attwooda, sisten wakil konselor di University of the West of England dan Paul Crollb, seorang professor pendidikan di University of Reading, Inggris dengan judul “ Truancy and well-being among secondary school pupils in England” menunjukkan fakta yang mengagetkan, 1 dari 5 siswa sekolah menengah di Inggris pernah melakukan aksi membolos saat sekolah selama dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.  Artikel yang dipublikasikan di Jurnal Educational Studies tahun 2015. Vol. 41, Nos. 1–2, 14–28 menunjukkan bahwa tingkat membolos siswa laki-laki dan perempuan di negara itu pun relatif tidak berbeda.   Adapun alasan umum mereka membolos sekolah adalah karena tidak menyukai sekolah.  Beberapa alasan lain yang mendominasi misalnya tidak menyukai pelajaran tertentu atau guru tertentu.

14219207161249229800
14219207161249229800

Hubungan membolos dan masa depan siswa

1421920736891383998
1421920736891383998

Hubungan membolos, latar belakang ekonomi dan masa depan

Hasil riset jangka panjang yang dilakukan selama 10 tahun menunjukkan fakta bahwa membolos juga berkaitan erat dengan status sosial ekonomi siswa dan pencapaian prestasi di sekolah.  Siswa dengan latar belakang sosial ekonomi dan tingkat pencapaian nilai/prestasi yang rendah di sekolah akan menyebabkan mereka cenderung lebih suka membolos selain juga faktor adanya tindakan kekerasan di sekolah meskipun proporsinya relatif kecil.  Beberapa alasan lain membolos misalnya adalah menganggap adanya guru yang tidak adil terhadap mereka dan beberapa menyatakan bahwa sekolah tidak penting bagi mereka.  Secara kuantatif, hasil survey dengan responden sangat  besar di Inggris tersebut menyatakan bahwa sekitar 4,3% membolos beberapa minggu pada saat tertentu, 7,3% membolos beberapa hari, 20,3% membolos pada saat pelajaran tertentu dan 68.1% kadang membolos pada hari atau pelajaran tertentu.  Untuk alasan membolos tertinggi adalah mereka merasa bosan sekolah (20,2%), tidak menyukai pelajaran (22,1%) dan tidak menyukai sekolah (14,2%).

Penelitian tersebut juga mengkaitkan hubungan antara membolos dan luaran setelah lulus, misalnya kondisi sosial ekonomi dan status pekerjaan pada saat usia 20 tahun.  Membolos, meski dalam tingkat yang rendah juga berkaitan erat dengan kegagalan memperoleh nilai ijasah yang baik dan terbukti siswa yang suka membolos biasanya akan lebih sulit memperoleh pekerjaan.  Latar belakang lingkungan sosial ekonomi yang baik dari siswa yang suka membolos juga tidak bisa membantu untuk meningkatkan nilai ijasah meskipun tidak akan membuat yang bersangkutan menjadi pengangguran karena faktor keluarganya.

Data tersebut mencerminkan keadaan sekolah di Inggris, salah satu barometer pendidikan terbaik di dunia.  Bagaimana dengan keadaan di Indonesia?  Saya kurang tahu secara pasti, tetapi dari beberapa buku dan artikel yang pernha saya baca, sekolah memang bukan hal yang terlalu menyenangkan bagi anak-anak kita.  Apalagi beberapa tahun yang lalu, saat UN menjadi momok bagi para guru dan sekolah, siswa malah terkadang menjadi enggan belajar dan sekolah.  Kalau alasan mereka membolos atau malas sekolah adalah karena tidak suka sekolah, maka bagaimana kita bisa membuat sekolah menyenangkan?  Kalau alasan malah sekolah karena tidak menyukai guru, bagaimana kita belajar agar bisa menjadi guru yang menarik?  Hmm…memang berat tantangan ke depan, apalagi ketika ada menteri yang lulusan SMP, anak-anak sekarang malah mempunyai senjata andalan…buat apa sekolah, lha wong Bill Gates dan Menteri Susi saja tidak sekolah bisa sukses…Kadang mereka tidak berpikir lebih jauh, bahwa menteri Susi sendiri pernah bilang, dengan tidak sekolah maka tingkat kesulitan untuk sukses 5 kali lebih berat dari yang sekolah.

sumber gambar/data: Educational Studies tahun 2015. Vol. 41, Nos. 1–2, 14–28

Saat gerimis di Pinggiran Tokyo, 22 Januari 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun