Mohon tunggu...
Neng Hannah
Neng Hannah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

ibu biasa saja namun punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bebaskan Indonesia dari Penderitaan dan Kemiskinan!

16 Juli 2013   01:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:30 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Top markotop bener saya mengabaikan kompasiana. Bayangin aja hampir 5 bulan lebih tidak menuliskan apapun. Ibarat kekasih lama yang ditinggal karena berjumpa yang baru. Ya...saya sudah selingkuh menulis di tempat yang lain. Hehe mohon maaf ya...kamu tetap akan saya kunjungi kok.

Baiklah saya akan bercerita kemana saja selama lima bulan ini berkelana. Berkelana...kesannya kayak judul lagu Rhoma Irama aja hehe. Kalo berkelana fisik sih mungkin nyaris tidak terlalu banyak sehingga kurang pantas kalau dikatakan berkelana. Berkelana pemikiran mungkin agak lebih tepat ditujukan, meski itu juga mungkin terkesan lebai.

Selama hampir 5 bulan ini yang sangat berpengaruh buat  saya ialah training SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) sebuah training yang didasari oleh 15 teknik terapi, mulai dari NLP, Systemic Desensitization, Psychoanalisa, Logotheraphy, EMDR, Sedona Method, Ericksonian Hypnosis, Provocative Theraphy, Suggestion & Affirmation, Creative Visualization, Relaxation & Meditation, Gestald Therapy, Energy Psycology, Powerful Prayer dan Loving-Kindness Therapy. Meski didasari oleh 15 teknik terapi, ternyata SEFT sangat mudah dipraktekan, bahkan oleh anak-anak sekalipun.

Sebenarnya hal yang sangat menarik hati saya mengikuti SEFT, ialah Visi yang dimilikinya dimana SEFT ingin mewujudkan Indonesia bebas dari penderitaan dan kemiskinan pada tahun 2020 dengan melahirkan 5 juta sefter yang bersedia memberi manfaat pada sesama. Selama ini aktifitas saya di LSM selalu berkaitan dengan penderitaan dan kemiskinan terutama saat menangani perempuan dan anak korban kekerasan. Pada saat melayani mereka, kata-kata standar yang saya keluarkan saat mereka menangis, mengeluh bahkan histeris ialah ‘sabar ya bu’, menjadi pendengar sambil memeluk/mengelus punggung mereka tanpa bisa melakukan apa apa selain hal tersebut. Saya ingin berbuat lebih baik lagi dari sekedar hal itu, untuk itulah pelatihan SEFT menjadi kebutuhan buat saya.

Dalam prakteknya cara melakukan SEFTing terdiri dari tiga tahap yaitu, Set-Up yang bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita terarahkan dengan tepat. Selanjutnya Tune-In dengan cara merasakan rasa sakit yang kita alami, lalu mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit, dibarengi dengan hati dan mulut yang mengatakan Ya Allah saya ikhlas saya pasrah. Yang terahir adalah mentapping (mengetuk) 18 titik meridian yang ada di tubuh kita.

Proses tapping ini sebenarnya efektifitasnya hanya 20% saja karena yang 80% adalah kondisi hati orang yang melakukan SEFTing. Karena itu paling tidak ada 5 kondisi hati agar proses SEFTing bisa efektif. Lima kondisi hati ini ialah: (1) yakin, (2) khusyu’, (3) ikhlas, (4) pasrah, dan (5) syukur.
Ternyata setelah mengikuti training SEFT, ia tidak hanya bisa diterapkan dalam proses penyembuhan (healing) saja. Melainkan juga bisa diterapkan untuk meraih kesuksesan (success), kebahagiaan (happiness) juga memberi manfaat buat sesama (greatness). Ingin tahu lebih banyak tentang SEFT? Ikuti saja trainingnya ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun