Hilangnya Halaman Edukasi Bersama Tumbangnya Net TV
Salah satu berita buruk bagi masyarakat adalah ketika Net TV diakuisisi. Sebab di dalam beberapa program acara saluran televisi yang banyak digemari oleh kalangan mahasiswa dan anak muda itu, terdapat nilai edukasi.
Sebut saja di antaranya program acara 'Lentera Indonesia', sebuah program dokumenter mengenai gerakan sosial yang dirintis oleh individu ataupun komunitas guna membawa perubahan baik, bagi banyak orang.
Lalu ada program acara 'Indonesia Bagus', acara dokumenter televisi Indonesia yang tidak hanya menampilkan keindahan alam Indonesia tetapi juga keunikan kehidupan berbudayanya.
Selain itu ada program 'The Newsroom', yang menyajikan tayangan mengenai kehidupan reporter di lapangan langsung oleh wartawan NET TV.
Ada pula 'The East', program situasi komedi yang menceritakan kisah di balik layar program Entertainment News NET TV, yang bisa melengkapi program 'The Newsroom' untuk setiap individu yang mau belajar menjadi jurnalis lebih baik.
Kemudian dalam dunia hiburan keartisan, penonton disuguhi program acara 'Entertainment News' dengan tagline 'No Gossip' berita atau informasi menarik dari dunia entertainment, di dalam dan luar negeri berdasar pada fakta dan informasi.
Program 'Entertaiment News' membahas berita dari dunia musik, film, fashion, seni, biografi, dan event-event, yang oleh KPI Pusat diapresiasi sebagai program infotainment terbaik karena menayangkan berita seputar prestasi artis yang menginspirasi, tidak seperti program serupa lainnya yang sering kali menonjolkan berita buruk, seperti gosip, perselingkuhan, konflik pribadi, dan gaya hidup hedonisme.
Di luar Net TV, halaman-halaman edukasi di berbagai program acara televisi pada beberapa stasiun televisi tentu saja masih ada.
Tetapi seiring bertumbuhnya kanal-kanal televisi pribadi yang dapat dengan mudah diakses dan dibuat melalui berbagai macam platform digital dan platform media sosial, program-program acara yang mengandung nilai edukasi semakin kalah bersaing dalam menunjukkan eksistensinya. Lantas mengapa program-program acara edukasi televisi tidak mampu bersaing?