Kick off makan bergizi gratis (MBG) resmi dimulai pada 6 Januari 2025. Program yang semula diberi nama makan siang gratis (MSG) dirancang untuk memastikan bahwa penerima manfaat yang terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui mendapatkan asupan gizi yang memadai.Â
Sebab melalui program makan siang gratis yang diubah menjadi makan bergizi gratis, Presiden Prabowo Subianto berharap bisa meningkatkan IQ dan minat belajar anak-anak Indonesia.Â
Tak hanya itu, presiden juga menjadikan program makan bergizi gratis sebagai upaya pemerintah untuk menangani masalah stunting di Indonesia. Artinya, program makan bergizi gratis mempunyai maksud dan tujuan yang jelas termasuk 3 poin tadi. Terutama untuk memberikan dampak postif yang akan berkontribusi terhadap kemajuan dunia pendidikan.Â
Program andalan Presiden Prabowo Subianto-Gibran ini diharapkan dapat menyentuh 3 juta penerima manfaat selama Januari hingga Maret 2025. Kemudian jumlah tersebut diharapkan akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir 2025.
Dengan maksud dan tujuan yang jelas dan totalan angka penerima manfaat yang menunjukkan sebagai target yang serius, apa yang menjadi parameter hasil kick off makan bergizi gratis ini?Â
Jika dilihat dari kesiapan anggaran yang alokasinya baru berada di angka Rp71 triliun, sementara kebutuhan dana untuk program MBG sampai akhir Desember 2025 dibutuhkan kisaran angka lebih dari Rp400 triliun, tentu bukan pencapaian target 15 juta penerima manfaat dan tercapainya dana anggaran dibutuhkan, yang menjadi parameter keberhasilan program makan bergizi gratis. Lantas apa parameter keberhasilan program makan bergizi gratis?Â
Ada beberapa variabel yang bisa dijadikan parameter keberhasilan makan bergizi gratis berdasarkan target 15 juta penerima manfaat jika dikorelasikan dengan 3 poin maksud atau tujuan makan bergizi gratis di atas, antara lain sebagai berikut:
1. Persentase peningkatan tingkat kecerdasan (IQ) penerima manfaat MBG usia sekolah dari 15 juta yang termasuk di dalamnya.Â
2. Persensentase peningkatan minat belajar anak-anak sekolah penerima manfaat MBG dari 15 juta yang termasuk di dalamnya.Â
3. Persentase keberhasilan penanganan stunting dari penerima manfaat MBG usia balita masa pertumbuhan dan perkembangan dari 15 juta yang termasuk di dalamnya.Â