Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Maafkan Ayah! YouTube Telah Mengambil Alih Masa Kecilmu

14 Desember 2024   14:22 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab daddy blues lanjutan itu bernama YouTube dan kawanannya. Sebab lepas dari kecemasan pra kelahiran, masa kelahiran, pascakelahiran dan masa perawatan bayi, YouTube dan kawanannya dapat begitu saja mengambil alih pengasuhan tiap orang tua. 

Rasa cemas, takut dan stres akan pertumbuhan dan perkembangan yang dapat berimbas pada masa depan anak belum berakhir ketika ternyata, kami juga dihadapkan pada sekawanan flatform digital, yang mampu berkamuflase menjadi apa pun lewat pola pengasuhan tak terlihat.   

Kecemasan dalam pertarungan yang tak seimbang ini bahkan baru saja dimulai. Iya pertarungan, dan tak seimbang pula. Mirisnya, lawan utama ayah dan ibumu adalah platform digital, terutama YouTube. 

YouTube telah mengambil alih sebagian masa kecilmu. Ia siap 24 jam terjaga untukmu. Energinya tak habis-habis. Daya tariknya mampu membuat dirimu tertawa, bicara, berjalan, melompat, bernyanyi tetapi sekaligus juga membuatmu membantah, berkata kasar dan berbohong. 

Buatmu, YouTube bisa menjadi teman, saudara, ayah, ibu dan guru dalam bayangan, barangkali pula Tuhan. Tapi yang mengerikan, YouTube sekaligus juga bisa menjadi musuh dalam selimut, serigala berbulu domba atau musang berbulu ayam. Sebentar baik, sekejap lalu menyerupa monster. 

Kamu tahu Nak! Ketika kami mengajarkanmu bahasa untuk mulai bicara dengan mengulang kata menyebut papa dan mama, entah bagaimana kosa kota yang kau pilih dan terlontar dari mulut kecilmu untuk memanggil kami adalah ayah ibu. Padahal kami tak pernah mengajarkan itu. Maka kami cenderung yakin itu ulah YouTube. Apakah baik? 

Awalnya iya. Kami menilai YouTube luar biasa. Saat ibumu misalnya, kesulitan mencari cara agar dirimu berkenan menghabiskan makanan di piring yang telah disiapkan, tetapi ketika semua cara yang ibumu lakukan gagal dan akhirnya menyerah, ternyata dengan YouTube, makanan di piringmu kerap habis. 

Waktu dongeng sebelum tidur kami kisahkan padamu secara bergantian supaya dirimu tertidur dengan tujuan membangun imajinasi dan daya kreatifitasmu, meskipun sesekali berhasil, lain kali kau tetap terjaga sementara kami sudah tidur pulas. Tapi cerita dongeng yang kami sodorkan dari YouTube kepadamu seringkali bisa membuatmu tiba-tiba nyenyak.

Camkan ini Nak! Salah satu teman YouTube-mu, yang membuat ayah terheran adalah konten mainan. Pada waktu-waktu ayah bisa menemanimu dulu, ayah melihat konten mainan ini sangat bisa melumpuhkan nalar logismu. 

Bagaimana mungkin sebuah mainan baru yang bahkan masih dalam kemasan bisa tiba-tiba berada di atas pohon, di semak belukar, di tepian sungai, di lintasan rel kereta api atau lokasi lainnya yang mampu membunuh nalarmu. Siapa orangnya yang membuang mainan baru ke lokasi-lokasi berbahaya seperti itu? Tidak logis. Irasional.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun