Baru-baru ini viral berita tentang sapi makan martabak. Sapi termasuk salah satu hewan ternak yang berkembang biak secara vivipar atau beranak sehingga termasuk ke dalam mamalia. Sapi juga tergolong jenis hewan herbivora, yakni hewan pemakan rumput atau tumbuh-tumbuhan. Tetapi mengapa ada sapi makan martabak?
Peristiwa sapi makan martabak cenderung bisa terjadi setelah adanya pembiasaan dalam pemberian makanan. Tetapi secara alami sistem pencernaan sapi terancang untuk memakan rumput, daun, dan bahan berserat lainnya yang dapat dicerna dengan baik.Â
Sebab sistem pencernaan sapi terdiri dari 4 lambung, termasuk rumen, yang berfungsi untuk mencerna serat makanan. Dengan demikian sapi tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan berlemak atau berbumbu, seperti martabak layaknya manusia. Kandungan gizi yang terdapat di martabak pun tidak sesuai untuk sapi.
Maka peristiwa sapi makan martabak cenderung lebih kepada kapasitas kemampuan adaptasi sapi karena dibiasakan diberi makan makanan yang tidak sesuai pencernaannya, jika tak boleh disebut dipaksakan makan makanan yang bukan peruntukkan sapi.Â
Namun, peristiwa-peristiwa semacam bila diamati secara seksama tampak mulai terjadi pula pada hewan lain. Beberapa hewan yang kehilangan habitat aslinya cenderung akan beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk beradaptasi pada makanan mereka.
Hanya saja, berbeda dengan kapasitas kemampuan adaptasi salah satu hewan yang paling tangguh di bumi. Hewan pengerat yang dianggap hewan rahasia dan pintar, yakni tikus. Kecerdasan tikus dapat dibaca melalui sejumlah penelitian di mana tikus seringkali menjadi hewan percobaan.
Tetapi tikus adalah hewan pengganggu paling sempurna yang selalu dihadapi manusia, terutama ketika mereka berhasil masuk ke dalam rumah atau tempat bisnis.
Tikus merupakan hama yang sulit dikendalikan karena kelincahannya, kapasitas kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan dan populasinya, yang kabarnya hampir menyamai populasi manusia. Di kota Paris misalnya, populasi tikus bahkan sudah menyentuh tiga kali lipat jumlah populasi warga Paris, yang hanya berada di angka 2,1 juta orang.Â
Namun yang paling menyebalkan adalah kemampuan tikus dalam hal makan. Tikus tergolong salah satu hewan omnivora, yaitu dapat memakan makanan baik yang berupa tumbuhan seperti padi maupun daging. Lebih dari itu ternyata tikus adalah pemakan segala.
Tikus memiliki gigi yang besar, kuat dan tajam. Secara total tikus memiliki 16 gigi, namun hanya ada 4 gigi yang digunakan tikus khusus untuk mengunyah dan menggigit. Keempat gigi yang panjang dan tajam ini dikenal sebagai gigi seri atau gigi depan yang terletak di bagian atas dan bawah mulut mereka.
Kemampuan tikus makan segala membuat banyak orang seringkali mengalami kerugian yang tidak sedikit ketika mendapatkan serangan. Saat ratusan hektare lahan padi di banyak daerah gagal panen karena serangan hama tikus kerugiannya bisa mencapai jutaan hingga ratusan juta rupiah.Â
Ketika sejumlah toko, gudang, warung dan berbagai tempat bisnis menderita kerugian akibat serangan tikus, tentu ada harga yang harus dibayar untuk mengganti kerusakan. Dan di antara sekian banyak kerugian yang diakibatkan oleh tikus adalah kasus kebakaran yang dikarenakan gigitan tikus pada kabel listrik yang berpotensi menimbulkan korsleting listrik.Â
Sementara di tiap-tiap rumah yang bisa dimasuki dan ditembus oleh tikus, kerusakan yang disebabkan olehnya jauh lebih dahsyat. Pengalaman pribadi hidup bersama tikus (baca: tidak mampu mengendalikan tikus), yang begitu mudahnya keluar masuk rumah lantaran kondisi rumah yang sebagian besarnya sudah membutuhkan renovasi, daya rusaknya sangat parah.
Pintu-pintu dan jendela-jendela yang terbuat dari kayu apalagi triplek jebol atau dibuat bolong-bolong oleh tikus. Berbagai perabot yang terbuat dari kayu, kain dan plastik juga dikunyah dengan meninggalkan jejak tak tuntas. Sedangkan makanan yang jadi target, seringkali tiba-tiba raib tanpa bekas. Sepatu, sendal, tas dan pakaian juga tak luput jadi sasaran. Belum lagi sabun mandi, odol, gosok gigi dan lainnya. Bahkan tikus bisa menyebabkan kerusakaan kendaraan motor atau mobil.Â
Lebih mencengangkan saat kawat nyamuk yang terbuat dari logam dan pintu yang terbuat dari lembaran APC (Aluminium Composite Panel) ikut digerogoti. Padahal APC merupakan panel komposit yang terbuat dari gabungan pelat aluminium dengan material komposit. Bahan APC berasal dari bahan multi-layer dimana lapisan atas dan bawah memiliki kemurnian aluminium yang tinggi. Bagian tengah APC adalah papan inti polietilen yang memiliki densitas rendah.Â
Kerugian tak terhitung dan jejak tikus yang meninggalkan pekerjaan perbaikan rumah menjadi tak mudah. Beberapa kerusakan bisa diperbaiki sendiri, beberapa lainnya harus diganti baru, dan sejumlah kerusakan lain tentu harus memanggil tukang. Dan semua ini. lagi-lagi membutuhkan dana yang tidak sedikit.Â
Di sisi lain, tikus bukan hanya gangguan atau hama semata, tetapi juga berpotensi menyebarkan beberapa penyakit berbahaya bagi kesehatan manusia. Tikus diketahui menularkan lebih dari 35 penyakit berbahaya kepada manusia. Penyakit yang dibawa oleh tikus ini diketahui dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung maupun tidak langsung, misalnya:
Beberapa penyakit yang dibawa oleh tikus dan dapat menjangkiti manusia sehingga dapat merugikan baik secara finansial, fisik dan mental antara lain adalah:
Salmonella, yaitu salah satu jenis keracunan makanan paling umum yang disebabkan ketika mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh urin dan kotoran tikus.
Hantavirus, Â merupakan penyakit yang mirip dengan flu yang ditularkan oleh tikus ke manusia melalui kontak dengan urin dan kotoran tikus yang terinfeksi atau melalui debu yang mengandung partikel infeksius.
Leptospirosis (penyakit weil), Â yakni penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui urin atau darah tikus yang terinfeksi. Manusia umumnya terkena penyakit ini akibat kontak langsung dengan tanah atau air yang telah terkontaminasi dengan urin tikus yang terinfeksi.
Demam gigitan tikus atau rat-bite fever, merupakan infeksi yang disebabkan oleh dua bakteri, yaitu Streptobacillus moniliformis dan Spirillum minus. Manusia umumnya terkena penyakit ini ketika tergigit atau tercakar oleh tikus yang terinfeksi. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan kotoran tikus atau urin.
Dari keseluruhan uraian di atas, maka jelaslah sudah bahwa tikus adalah hewan hama atau pengganggu yang amat merugikan manusia dari sisi manapun. Dampak buruk yang ditimbulkannya tidak hanya kerugian finansial, fisik dan mental tetapi sekaligus bisa memiskinkan orang.Â
Gagal panen, kerusakan barang, biaya tukang, pembelian barang pengganti, makanan raib, kebakaran dan penyakit adalah bagian dari dampak gangguan atau hama tikus yang bisa memiskinkan manusia. Tetapi sayangnya, hingga saat ini sepertinya belum ada yang mampu menanggulangi gangguan atau hama tikus dengan optimal. Jadi, berhati-hatilah pada tikus! Â
Referensi
https://www.rentokil.com/id/layanan-kami/pengendalian-hama/tikus-rumah/panduan-lengkap-tentang-tikus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H