Nomor Urut Paslon dalam Duel Dua Filosofi Budaya

Penetapan nomor urut paslon capres cawapres telah dilakukan. Dalam setiap kompetisi, nomor urut biasa digunakan untuk menentukan urutan tampil para peserta kompetisi. 

Sepertinya, urutan tampil juga akan terjadi pada tiga paslon capres cawapres ketika kampanye, acara debat, presentasi visi misi dan program atau lainnya.

Tetapi yang pasti, kemenangan tidak bisa ditentukan oleh nomor urut. Kemenangan tetap ditentukan oleh suara terbanyak melalui kompetisi yang sehat, duel konsep dan program. 

Baca juga: Blink, Pengaruh Dua Detik Dikesan Pertama Tentukan Pilihan Cerdas di Bilik Suara

Meskipun begitu, dalam perspektif budaya, terdapat dua budaya yang bisa dirujuk untuk memahami makna angka secara filosofis.

Dua budaya yang memiliki pendekatan filosofi kehidupan terhadap makna angka yang akan merepresentasi nomor urut paslon yaitu 'budaya Jawa' dan 'Budaya Tiongkok'.

Filosofi kehidupan angka 1, 2 dan 3 dalam budaya Jawa dimaknakan sebagai berikut :

• Angka 1 disebut dengan setunggal yang artinya wujud manusia. Siji atau setunggal = Esa+Eka+Ika+Tunggal (Keagungan Tuhan), Manunggal (menyatu) Wiwitan+Kawitan (awal, pertama).
• Angka 2 disebut kalih yang berarti adanya hawa aman, sesuatu yang bertentangan tetapi juga harmonis dengan pasangan Adam. Loro, roro, kalih atau rwa = Dwi (dua yang menyatu/ keseimbangan). 
• Angka 3 atau tigo, angka ini mewakili kekuatan akal manusia untuk hidup di dunia. Adanya cipta, rasa dan karsa memungkinkan manusia hidup di bumi. Telu, tigo, tri = Tri (tiga kehidupan; alam ruh/kandungan, dunia, akhirat).

Sementara filosofi kehidupan angka 1, 2 dan 3 dalam budaya Tiongkok dimaknakan sebagai cara hidup menurut fengshui adalah berikut :

• Dalam numerologi Tiongkok, 1 sering dikaitkan dengan prinsip Yang, yang melambangkan kejantanan, kekuatan dan langit. Dipercaya membawa keberuntungan dan energi positif dan dianggap sebagai angka keberuntungan.
• Angka 2 sering dikaitkan dengan prinsip Yin, mewakili feminitas, keseimbangan dan harmoni. Diyakini membawa stabilitas dan dukungan dan sering dikaitkan dengan kerja sama dan kerja tim.
• Dalam budaya Tiongkok angka 3 juga dianggap sebagai angka keberuntungan dan positif karena berbagai alasan. Salah satu alasan kata 'tiga' terdengar mirip dengan kata 'kelahiran' menjadikannya simbol awal dan pertumbuhan baru.

Baca juga: Apa itu "Sukseskadabra"? Asal-usul dan Cara Mempertahankannya

Berdasarkan dua filosofi budaya antara makna filosofi kehidupan angka budaya Jawa dan makna filosofi kehidupan angka budaya Tiongkok, rasanya kita tidak dapat membuat keduanya untuk dijadikan bahan perbandingan yang bisa dipertarungkan. Tetapi kita dapat melihat perspektif keduanya sebagai bahan untuk membuat prediksi. 

Baca juga: Aksiotas, Menembus Batas Pembuktian Hukum Melalui Aksioma

Angka 1 dari makna filosofi kedua budaya rasanya tidak mengarahkan prediksi kita untuk bisa menentukan sesuatu selain keberuntungan. Maka prediksi untuk paslon yang mendapat nomor urut 1 mengarah pada faktor keberuntungan.

Angka 2, yang dalam filosofi budaya Jawa didapat makna harmonis dan dua yang menyatu atau keseimbangan, selaras dengan makna yang didapat dalam filosofi budaya Tiongkok yaitu keseimbangan dan harmoni yang diyakini membawa stabilitas dan dukungan. Maka prediksi untuk paslon dengan nomor urut 2, kemenangan akan diraih jika berhasil menjaga keseimbangan dan harmonisasi selama kompetisi.