Dua gelas kopi hitam tampak baru diletakkan di atas bangku kayu. Asapnya masih mengepul perlahan dan meniti ruang kosong ke arah barat, memudar lalu menghilang di pendar cahaya.Â
Dua laki-laki kembar tak identik duduk bersebelahan di bangku kayu yang memanjang dan menghadap arah timur. Wajah, penampilan, gaya  dan karakternya bagai pinang dihantam palu godam, ambyar seambyar-ambyarnya. Satu-satunya kesamaan adalah nama keduanya, Fauzan.Â
Meskipun begitu ada tambahan kata untuk membedakan nama panggilan keduanya, satu Fauzanzi dan satunya Fauzanzonk. Fauzanzi berperawakan kurus sedangkan Fauzanzonk bertumbuh gempal. Fauzanzi orang yang dapat dipercaya, rendah hati dan terpuji sementara Fauzanzonk penuh omong kosong.
Keduanya juga tidak mempunyai kesamaan dalam banyak hal termasuk pilihan politik. Waktu Gibran Maju Cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto, Fauzanzonk tidak henti-hentinya bicara politik, Gibran dan Prabowo. Seperti dua hari lalu, disaat dua temannya sibuk diskusi tentang berita viral perselingkuhan yang dilakukan oknum dosen dan mahasiswi di jagat maya, Fauzanzonk bercuap ucap sendiri tetapi dua temannya menanggapi.
"Gue bilang apa? Gibran pasti lolos. Nggak pada percaya sih lu sama gue!"
"Bukan nggak percaya. Mana mungkin cewek secantik ini mau sama laki-laki beristri" sahut Budi pada Iwan sambil menunjukkan foto seorang wanita di layar handpone-nya. Â
"Yang nggak dilolosin itu usianya. Tapi Gibran pernah terpilih dan sedang menjabat walikota Solo, jadi dibikin pengecualian, ngerti ora son!" potong Fauzanzonk.Â
"Yah, namanya juga cinta pasti ada pengecualian. Apalagi sekarang lagi tren tuh berhubungan sama laki orang" sambung Iwan.Â
"Itulah makanya gue bilang. Gibran cocok banget sama Prabowo" potong Fauzanzonk.
"Yang gue nggak abis pikir. Orang-orang bisa tau loh kalo mereka itu udah ngelakuin sampe enam kali" ujar Budi.
"Baru juga sekali. Kalau Prabowo iya tuh, sudah lebih dari dua kali" potong Fauzanzonk.
"Tapi gue bingung. Kok orang-orang sekarang suka banget ya buka aib orang. Padahal dirinya belum tentu lebih baik dari dua pelaku selingkuh itu" keluh Iwan.
"Anjing menggonggong kafilah berlalu. Biar aja apa kata orang, yang penting Gibran maju cawapres" potong Fauzanzonk.
"Udahlah nggak usah gibahin orang. Mending main bola yuk!" Ajak Budi.
"Gue sih nggak bakal pindah ke lain hati. Prabowo Gibran" potong Fauzanzonk.
Hari ini Fauzanzonk ngoceh ke Fauzanzi. Keduanya masih duduk bersebelahan. Masing-masing sibuk dengan telepon genggam cerdasnya. Saking fokusnya pada telepon genggam sampai-sampai tak memerhatikan gelas kopi masing-masing yang sesekali keliru ambil dan seruput.Â
"Zi. mengapa orang-orang pada nggak suka sama generasi muda yang berpolitik, ya? Nggak suka sama Gibran. Padahal Gibran kan cuma melengkapi Prabowo aja. Bukan salah Gibran juga kalau yang dipilih itu bukan Erick Tohir, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, Susi Pudjiastuti, Yusril Ihza Mahendra, Airlangga Hartarto atau Superman sekalipun. MK juga nggak salah dong, itu kan putusan hasil judicial review. Dinasti juga omong kosong. Yang ada itu regenerasi. Kalau kamu pilih siapa Zi?"
"Di Best in Fiction Ayah Tuah sepertinya paling cocok dipilih. Nama-nama lain belum familiar bagi saya. Berdasarkan wasiat dari Engkong Felix, Ayah Tuah punya potensi besar raih People Choice dan Kompasianer of The Year. Rasanya saya tidak bisa berpaling dari nama keduanya, Tuah. Nanti bisa kualat"
"Wah Zi. Capres Cawapres yang bisa bikin kualat kalau nggak dipilih itu ya pasangan Prabowo Gibran. Prabowo Subianto itu sakti Zi. Bertuah. Baby boomer sejati. Seng ada lawan. Tim scouting mumpuni yang bawa Mister Presiden mengawali karir politiknya di Jakarta. Walau banyak orang bilang sayang disayang dipasangkan sama Gibran yang digoreng dadakan mirip tahu bulat, sehingga minim prestasi, nggak sportif banyak diving-nya, mentah pengalaman, mental strawberry, dan lain-lain. Mereka lupa Zi, itu takdir dan mereka cuma iri"
"Tidak bakal ada yang iri. Para Kners itu orang-orang yang bijak, legowo, low profile, baik hati, rajin menabung dan tidak sombong. Mereka dibentuk oleh intelektual, intuisi, moral dan norma jadi tak mungkin menyimpan dengki, sebab mereka semua orang-orang sakti di dunia literasi"
"Jadi lu pilih siapa Zi, Prabowo Gibran, Ganjar mahfud atau Anies Cak Imin?"Â
"Zonk bagaimana kalau pilih ini?" sambut Fauzanzi seraya menyodorkan layar monitor telepon genggam dan menunjuk foto pria bertopi dan kacamata di antara empat foto lainnya di Best in Fiction.
"Wah ini Prabowo Zi, Gibrannya mana? Ini yang empat lainnya siapa? Ya udah Zi, pilih Prabowo aja. Itu baru contoh surat suara kali Zi. jadi cuma ada Prabowo Subianto"
Fauzanzi mengangguk-angguk, mencomot gelas kopinya, menyeruput habis hingga tersisa ampas, bangkit dari duduknya dan beranjak pergi.
"Mau kemana Zi? Nyoblos masih lama"
"Ke Kompasiana Award 2023, 15 Tahun Kompasiana"
Â
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H