Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

TikTok Shop, Fenomena Sosial 1 Sopir 2 Kemudi bagi Bacapres

21 September 2023   16:27 Diperbarui: 24 September 2023   07:41 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi e-commerce (MONEY.KOMPAS.COM/SHUTTERSTOCK)

Setelah dampak buah simalakama bagi konsumen merebak di fenomena TikTok shop dan Shopee live. Salah satu pencinta Tiktok shop dan Shopee live meski lebih tepat disebut korban, melampiaskan kekesalan pada salah satu lapak yang berjualan live. Pasalnya, ketika ia ikut aktif dalam live streaming jualan lapak tersebut, berkali-kali pertanyaannya via chatbot tidak direspon sama sekali.

Mereka yang tak henti-hentinya memerhatikan penjualan daring di TikTok shop dan Shopee live dengan harapan mendapat produk berharga murah jauh di bawah harga pasar lantaran tawaran promo voucher diskon, gratis ongkos kirim dan poin cashback--sejatinya bukanlah pencinta. Waktu mereka terbuang, aktivitas keseharian terbengkalai, keuangan mereka terancam, potensi hutang terbuka dan kerugian lainnya. 

Tetapi ada yang menggugah nurani jika tak boleh disebut ketamakan, ketika kekesalan terkait respon pasif salah satu lapak yang berjualan live ternyata dikarenakan lapak tersebut live di dua media sekaligus secara bersamaan di bawah kendali satu host streamer. Bagaimana mungkin 1 sopir mengemudikan 2 kemudi?

Faktanya, host streamer yang mengendalikan jualan live di dua media yaitu Tiktok shop dan Shopee live di waktu bersamaan lebih memilih aktif di salah satu media saja. Pantas berkali-kali tanya atau komentar konsumen di chatbot di salah satu live sama sekali tidak ditanggapi. Sang host streamer lebih memilih aktif di satu media live antara TikTok shop dan Shopee live dengan melihat banyaknya jumlah penonton (konsumen). Sementara live di media satunya yang sepi penonton dibiarkan saja tanpa respon. 

Begitulah fenomena sosial 1 sopir 2 kemudi. Tidak akan mampu mengendalikan keduanya dalam satu waktu. Suatu fenomena yang mendeskripsikan ketamakan seseorang atau sekelompok orang ketika memiliki kesempatan atau merasa memiliki kemampuan tanpa melihat keterbatasan. 

Fenomena sosial 1 sopir 2 kemudi merupakan representasi bagi orang-orang yang tidak mau melihat keterbatasan ketika dihadapkan pada kesempatan yang dimiliki, atau untuk merepresentasikan 'ketamakan'. Secara logis, 1 sopir 2 kemudi adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. 

Coba perhatikan orang-orang populer atau para tokoh ternama yang seringkali tampak memperlihatkan garasi mobilnya di berbagai media sosial! Mereka rata-rata memiliki mobil lebih dari satu. Pertanyaan logis, berapa mobil yang bisa dikemudikan oleh satu pemilik (sopir) yang sama di waktu yang sama ketika ingin keluar rumah? Bisa lebih dari satu? Pasti jawabnya tegas: tidak bisa.

Seharusnya, representasi 1 sopir 2 kemudi yang tidak mungkin dilakukan atau tegas tidak bisa dilakukan, diakui dan diterapkan oleh orang-orang pada semua lini kehidupan sehingga tidak melahirkan representasi 'ketamakan'. Terutama untuk para pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk membawa orang-orang di bawahnya pada kemakmuran, kesejahteraan, keadilan dan kedamaian. 

Fenomena sosial 1 sopir 2 kemudi hendak membawa pesan pada pemilu 2024 agar bagi mereka yang mencalonkan dirinya menjadi legislatif, yudikatif atau eksekutif diharapkan jiwa besar dan komitmennya untuk melepas jabatan lain ketika dapat dipastikan bahwa dirinya tidak akan mampu mengemudikan dua kemudi atau lebih kepemimpinan. Pesan ini tentu ditujukan pula pada bacapres 2024.

Bacapres bicara gasasan untuk pemilu presiden 2024 terealisasi dalam acara yang dipandu oleh Najwa Shihab dalam Narasi Mata Najwa pada acara live bertajuk '3 Bacapres Bicara Gagasan' yang diadakan di kampus Universitas Gadjah Mada. Tetapi bagi saya gagasan-gagasan yang dipaparkan oleh 3 bacapres, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto merupakan argumentasi umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun