Mengadopsi konsep one stop shopping bagi dunia arsitektur adalah mengusung konsep segala kebutuhan belanja konsumen yang dapat terpenuhi hanya dalam sekali jalan ketika berbelanja pada sebuah gedung, pusat perbelanjaan, toko atau bangunan lain yang akan dirancang.
Secara sederhana konsep one stop shopping merupakan konsep dari toko serba ada, yang menyediakan berbagai macam kebutuhan konsumen di satu lokasi dalam sekali belanja atau sekali berhenti di lokasi tersebut. Konsep ini telah sejak lama digunakan dan diimplementasikan oleh para arsitek ke dalam desain setiap rancang bangunan terutama mal atau pusat perbelanjaan.
Konsep one stop shopping hingga kini masih banyak digunakan oleh para desainer bangunan, arsitek atau pengembang sebagai salah satu konsep pembangunan gedung berbasis bisnis. Di era digital sekarang, sebagai sebuah konsep bisnis, one stop shopping memang masih relevan tetapi juga ketinggalan zaman bila tidak disesuaikan dengan kebutuhan "generasi topping".
Inilah tantangan "generasi topping" bagi para arsitek untuk mampu mendesain atau merancang bangunan hunian, gedung, toko, terlebih pusat perbelanjaan atau mal berkonsep one stop topping. Suatu konsep desain atau rancang bangun yang dapat mengakomodasi atau memfasilitasi "generasi topping".
Akomodasi atau fasilitas yang dibutuhkan oleh "generasi topping" yang erat kaitannya dengan proses kreatif dalam pembuatan suatu konten. Akomodasi atau fasilitas berupa tempat, ruang, suasana, situasi, kondisi atau segala sesuatu yang mendukung para kreator konten, terutama untuk "generasi topping" yang berkarakter privilese topping, APE topping dan bisnis topping.
One stop topping dapat dikatakan juga merupakan sebuah konsep penyediaan tempat yang terdiri  dari toko atau kios yang menjual peralatan, barang atau segala aksesoris yang berkaitan dengan konten digital, kafe, restoran, studio, pusat jasa, ruang-ruang dengan suasana, situasi atau segala sesuatu yang memiliki korelasi dengan pembuatan konten.
Kehadiran konsep one stop topping pada sebuah mal atau pusat perbelanjaan misalnya akan mengundang "generasi topping" untuk datang berkunjung sembari membuat konten, beraktifitas dalam  pembuatan konten secara rutin, dan berinteraksi langsung secara daring di dalamnya.   Â
Berikut beberapa alasan yang membuat konsep one stop topping bisa populer dan diminati, antara lain:
1. Eksistensi "generasi topping" yang masih terus bertumbuh dan berkembang.
2. Mengakomodasi para pembuat konten dengan adanya tempat kongko seperti kafe, restoran, atau lainnya dengan latar belakang atau suasana yang fotogenik dan/atau videogenik. Â