Belum diketahui secara pasti mengapa Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap tanggal 18 Maret. Tanggal tersebut juga tidak merujuk pada pendirian Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang diresmikan tanggal 17 September 1959 di Bandung, dan pada 17 September 2022 yang lalu sudah memasuki usia ke 63.
Sementara Hari Arsitektur Indonesia yang berdasarkan informasi daring diperingati dalam rangka memberikan penghargaan terhadap berbagai sosok inspiratif yang berjasa dan berkontribusi dalam perkembangan dunia arsitektur dan pembangunan Indonesia, muncul dan telah tercatat sebagai tanggal penting nasional di Perpustakaan Nasional (Perpusnas).
Tetapi apabila Hari Arsitektur Indonesia disebut sebagai hari kelahiran Arsitektur Indonesia, tetap saja masih tidak diketahui bahwa hari ini, yang bertepatan dengan tanggal 18 Maret 2023, dunia Arsitektur Indonesia sudah memasuki usia yang ke berapa.
Hanya saja, yang bisa diketahui, diakui dan disepakati adalah tentang perkembangan dunia arsitektur dan pembangunan Indonesia yang tak lepas dari jasa dan peran serta para arsitek Indonesia. Terutama setelah keprofesian arsitek dibentuk dalam Ikatan Arsitek Indonesia oleh tiga arsitek senior yaitu F. Silaban, Mohammad Soesilo dan Lim Bwan Tjie serta 18 arsitek muda lulusan pertama Jurusan Arsitektur ITB tahun 1958 dan 1959.
Seperti dikutip dari iai.or.id, tujuan, cita-cita, konsep Anggaran Dasar dan dasar-dasar pendirian persatuan arsitek murni tertuang dalam dokumen pendirian berjudul, "Menuju Dunia Arsitektur Indonesia yang Sehat". Lalu setelah Ikatan Arsitek Indonesia menginjak usia yang sudah melewati 63 tahun, apakah Dunia Arsitektur Indonesia yang Sehat sudah tercapai?
Ketika coba menelusuri tentang "Sehat" yang dituju dalam Dunia Arsitektur Indonesia, tidak ditemukan pembahasan atau informasi lanjut yang lebih terperinci. Sehingga bagi kalangan non arsitek atau yang tak terhubung dengan dunia arsitektur, hanya bisa meraba-meraba tujuan sehat yang dimaksud.
Jika merujuk pada dokumen "Menuju Dunia Arsitekur Indonesia yang Sehat" yang di dalamnya tertuang tujuan, cita-cita, konsep Anggaran Dasar dan dasar-dasar pendirian persatuan arsitek, dapat diduga bahwa 'sehat' yang dimaksud mengarah pada keprofesian yang terkait erat dengan hak dan kewajiban atas kompetensi atau keahlian sebagai arsitek yang diatur oleh Anggaran Dasar, kode etik dan undang-undang yang menaunginya.
Tetapi dengan berfokus pada kata 'Arsitektur Indonesia' tujuan sehat yang dimaksud bisa mencakup keseluruhan ranah kesehatan dunia arsitektur pada skala nasional yang tidak hanya terbatas pada keprofesiannya.
Saat mengambil informasi melalui kecerdasan buatan lewat Uji Coba ChatGPT, chatbot yang tengah menuai sorotan publik tersebut, memaparkan bahwa "Menuju Dunia Arsitektur Indonesia yang Sehat" adalah sebuah motto atau semboyan yang diusung oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) sebagai salah satu visi organisasinya. Maksud dari semboyan tersebut adalah untuk mendorong praktik-praktik arsitektur yang sehat, berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.Â
Dalam konteks ini, "arsitektur yang sehat" merujuk pada arsitektur yang memerhatikan kesehatan dan kenyamanan penghuninya, seperti penyediaan sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang cukup dan penggunaan bahan-bahan yang aman bagi kesehatan. Â