Gembar-gembor tentang kecerdasan AI lewat  ChatGPT ternyata tidak sehebat faktanya. Pernyataan ini bukan hendak menunjukkan keangkuhan atas ketidakmampuan kecerdasan AI yang masih terus mengalami perkembangan dan dalam pengembangan. Sebab untuk beberapa hal jika tidak boleh disebut banyak hal, masih tidak bisa dilakukan oleh kecerdasan AI.
Memang kehadiran era kecerdasan buatan yang mengancam eksistensi beberapa jenis pekerjaan atau profesi tidak bisa ditolak. Meskipun ribuan orang berdemo dan jutaan pedang dihunuskan kepadanya, AI tak akan berhenti melebarkan sayapnya.
Oleh karenanya setiap manusia perlu dan wajib mengetahui serta mau beradaptasi agar memiliki gagasan dan daya kreasi untuk menciptakan hal-hal baru yang tidak bisa dilakukan oleh kecerdasan AI. Apa saja?
Banyak informasi yang berasal dari artikel-artikel dengan topik bahasan kecerdasan buatan terutama ChatGPT, menyebutkan bahwa ChatGPT masih banyak kelemahan. Termasuk di antaranya soal keakuratan informasi dan ketidakmampuannya dalam menjawab informasi  aktual. Â
Meskipun begitu kemunculuan ChatGPT mendapat apresiasi sedemikian pesat dari pengguna hingga membuat para petinggi Google turun gunung sampai segera mengenalkan Bard sebagai pesaingnya. Yang juga ternyata pada uji coba awalnya mengalami kegagalan karena kesalahan menjawab. Fakta itu memunculkan pertanyaan, AI ini sebenarnya cerdas nggak sih?
Untuk menguji kecerdasan buatan pada ChatGPT, percobaan dilakukan dengan mengetikkan dua kata "Sosialaba adalah" ke ruang chatbotnya. Â Kemudian ChatGPT segera merespon dengan mengetikkan, "Maaf saya tidak mengenali kata 'sosialaba'. Apakah Anda memiliki pertanyaan atau topik tertentu yang ingin Anda bahas? Saya siap membantu Anda"
Pada uji coba kedua diketikkan lagi dua kata, "Soliderit adalah". Lalu ChatGPT merespon dengan penjelasan yang nyaris sama. Dan ketika dua kata disusulkan, "Sosialita adalah", ChatGPT mampu mengetikkan argumentasi tentang sosialita dengan cukup jelas. Apakah Google mampu?
Jauh hari sebelumnya, "sosialaba adalah" dan "soliderit adalah" coba ditelusuri melalui search engine Google. Hasil penelusuran, Google awalnya tidak mampu mendeteksi keduanya. Hasil penelusuran yang muncul atas kata-kata itu hanya terkoneksi ke link-link dengan kata "Sosialita" untuk "Sosialaba" dan "Solidaritas" untuk "Soliderit".
Baru setelah definisi kata "Sosialaba" di-posting dalam sebuah artikel singkat melalui ensiklopedia bebas Wikipedia, pencarian "Sosialaba adalah" melalui search engine Google menemukan 4 link yang terkoneksi dengan kata tersebut.