Namun penguji coba sama sekali tidak mengerti mengapa kata-kata itu pada akhirnya mampu dideteksi Google meskipun dengan keraguan. Sebab hasil penelusuran atas pencarian "Sosialaba adalah" memunculkan petunjuk "Mungkin maksud Anda adalah: sosialita adalah" di baris teratas dari hasil pencarian Google. Begitupun untuk "Soliderit adalah".
Kuat dugaan, kata "Sosialaba" dan "Soliderit" merupakan dua kata baru yang belum terindeks dalam database Google atau kamus manapun. Sehingga buat ChatGPT, dua kata tersebut nihil dan merupakan informasi yang terbilang aktual bagi database-nya. Informasi ini menunjukkan bahwa ChatGPT adalah teknologi kecerdasan baru yang tidak mampu mendeteksi kebaruan.
Walaupun begitu, selaras dengan lirik Bang Iwan Fals dalam lagu cinta berjudul "Entah", "...Hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini. Entah esok hari, entah lusa nanti. Entah...". Iya, entah esok atau lusa nanti ketika perkembangan AI semakin pesat, entah apa jadinya bumi yang kita huni sekarang. Entah profesi apa yang akan terdepak. Entah bagian kehidupan yang mana akan terkubur selamanya.
Sementara untuk sekarang ini, apa-apa yang tidak mampu di deteksi oleh ChatGPT merupakan kabar baik buat Google. Seharusnya para petinggi Google melihat itu sehingga tidak perlu terburu-buru turun gunung dengan mengenalkan Bard sebab search engine Google masih mumpuni bagi para pengguna. Toh jangan-jangan apa yang terjadi pada ChatGPT hanya sekadar euforia sesaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H