Prof. Rhenald Kasali pernah mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang pasti di dunia ini, pajak, kematian dan perubahan. Dan kecerdasan buatan adalah salah satu jenis kepastian dalam ranah perubahan. Dan pada setiap perubahan diperlukan penyesuaian untuk menuju kepastian.Â
Penyesuaian atau adaptasi merupakan sebuah cara awal yang paling mungkin bagi setiap orang untuk menghadapi perubahan apapun. Termasuk perubahan yang akan dihadapi ketika memasuki era kecerdasan buatan. Adaptasi di sini tentu saja bukan kamuflase, mimikri atau autotomi.Â
Adaptasi berasal dari bahasa Latin adaptare yang berarti 'untuk menyesuaikan' dan ragam arti lain dalam pengetahuan. Merujuk asal katanya, adaptasi yang dimaksud di sini adalah cara menyambut perubahan apapun dalam kehidupan manusia. Cara menyambut bentuk perubahan dalam upaya penyesuaian diri manusia terhadap hadirnya bentuk perubahan itu sendiri.Â
Untuk itu adaptator dihadirkan untuk menyambut setiap perubahan melalui adaptasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang supaya selaras dan bisa mewakili semua bentuk perubahan. Melalui sebuah proses afiksasi yang tidak hanya membentuk satu kata dari sebuah kata dasar dan sufiksnya, melainkan juga membentuk satu sosok yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap segala bentuk perubahan.Â
Adaptator sebagai hasil afiksasi dari kata dasar adaptasi dengan imbuhan akhiran or, seperti operasi untuk operator, edisi untuk editor, moderasi untuk moderator atau deklamasi untuk deklamator. Akhiran yang memberikan arti sebagai orang yang bertindak atau orang yang mempunyai kepandaian (kemampuan) seperti yang tersebut pada kata dasar.
Maka adaptator hadir sebagai sosok yang bisa diartikan seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru atau bersiap sedia untuk berkemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan kebaruan dalam bentuk apapun.Â
Selanjutnya, adaptator menjadi satu sosok yang harus dibangun oleh setiap kita yang tidak hanya mau bertahan tetapi juga mau berkembang. Sosok yang wajib dihadirkan dan dihidupkan pada setiap orang untuk menumbuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) seutuhnya. SDM yang siap menyongsong segala bentuk perubahan. Satu SDM untuk semua.Â
Sehingga saat memasuki era kecerdasan buatan, sosok adaptator ini menjadi sangat penting untuk dihidupkan pada setiap orang agar memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap segala bentuk kecerdasan buatan. Â Jika sosok adaptator sudah bisa hidup dalam diri setiap orang, era kecerdasan buatan bukan lagi masalah. Setidaknya, era tersebut akan disambut dengan optimisme.
Selain optimisme, bagi para pekerja atau profesi yang merasa terancam dengan kehadiran era kecerdasan buatan, adaptator yang dibangun atau dihidupkan ke dalam dirinya wajib dilengkapi dengan label inovasi. Label yang dimaksud tentunya bukan sekadar penamaan belaka. Label inovasi yang dimaksud adalah upaya menghasilkan penemuan, masukan, pengenalan atau pembaruan dalam penyesuaian diri  terhadap kecerdasan buatan guna bertahan dan berkembang.Â
Harapan akhirnya, lewat inovasi adaptator satu SDM untuk semua, era kecerdasan buatan atau era apapun yang menunjukkan perubahan, akan disambut dengan tangan terbuka tanpa merasa terancam atau ketakutan.Â