Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salam Kenal: Memorabilia 2022 dan Mewujudkan Resolusi 2023 bersama Kompasianer

3 Januari 2023   09:56 Diperbarui: 3 Januari 2023   10:14 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada sebuah ungkapan mengatakan, 'barang siapa belajar tanpa guru maka setan adalah gurunya'. Ungkapan ini hendak menunjukkan bahwa membaca tanpa pembimbing dapat menyesatkan pikir. Sehingga beraktivitas membaca pun perlu kehati-hatian dalam memilih topik. Oleh sebab itu pastikan topik yang kita baca adalah yang memberi manfaat serta mampu dicerna dan diolah oleh nalar, otak dan iman.

Dan karena itu saya mulai mengalihkan bacaan. Berhenti membaca komik dan novel roman picisan yang tidak memberikan manfaat atau dampak positif. Kecuali novel silat Wiro Sableng karya Bastian Tito yang saya nilai masih menghibur dan memberi relaks secara psikologis.  

Setelah gandrung tak berakhir (tidak tahu akhir cerita lantaran penulis tidak melanjutkan karena penulisnya dipanggil oleh sang pencipta pada 2 Januari 2006) pada novel silat Wiro Sableng 212, saya mulai beralih ke buku-buku berbau psikologi dan pengembangan diri. Dari sana saya mulai rutin mengunjungi toko buku Gunung Agung, Gramedia, Wali Songo dan lainnya. Juga rutin mengunjungi pameran buku yang diadakan tiap tahun di Gelora Bung Karno, yang seingat saya pernah diadakan di Mesjid Istiqlal Jakarta. Apakah semua cerita di atas juga menjadi memorabilia kompasianer?

Saya mulai gemar menulis sejak di bangku sekolah menengah atas. Di sekolah itu saya menjadi salah seorang pengelola mading, di mana saya beberapa kali ikut menyumbangkan tulisan. Tetapi kegemaran saya menulis sempat tersendat. Tetapi pada waktu-waktu itu juga saya mengubur salah satu cita-cita. Menjadi seniman bukan lagi pilihan setelah menyaksikan gambar seorang teman jauh lebih bagus dari hasil gambar saya. Terlebih dengan kemampuannya menggambar, ia tidak pernah bercita-cita menjadi seniman. Saya coba fokuskan untuk mewujudkan cita-cita terkait kepenulisan.  

Rutinitas menulis mulai saya lakukan sekira tahun 2000an. Namun ini pun tidak berkesinambungan. Tulisan-tulisan saya tidak ada yang dipublikasi kecuali diikut sertakan pada sedikit lomba, yang juga belum memanen hasil gembira.  Semua karya malah hilang tanpa data cadangan seiring pc komputer dan sebuah laptop yang pernah mampu saya beli, rusak tak bisa diperbaiki bersama data yang tak bisa diselamatkan.  

Saya pernah berpikir untuk berhenti. Tapi saya menyadari bahwa menjadi penulis yang bisa memberi manfaat adalah cita-cita saya yang tersisa. Dan saya teringat seseorang pernah berkata, 'Sekolah ada selesainya. Kuliah ada selesainya. Kerja ada selesainya. Tapi hidup sebelum mati tidak ada selesainya. Jadi jangan menyerah sebelum selesai'

Maka untuk menyatakan dan memotivasi diri bahwa saya belum selesai. Sesudah gagal berkali-kali mempublikasi tulisan lewat blog yang saya coba buat dengan segala kegaptekan pengelolaannya, tulisan yang sudah berpuluh tahun mengendap di imajinasi, saya realisasikan dan publikasi lewat Kompasiana.

Memang agak lucu dan ironi karena saya baru mengakrabi Kompasiana pada pertengahan tahun 2022, mendaftar dan mulai mempublikasi tulisan di pertengahan November 2022.  Padahal saya sudah mengenal dan menjelajah internet dari tahun 2000 sedangkan Kompasiana baru muncul di tahun 2008. Meskipun sangat terlambat, keyakinan tetap ada bahwa tulisan saya punya tempat tersendiri.  

Akhir kata, meskipun terhitung  lamban untuk memperkenalkan diri. Di pembuka tahun 2023 saya ucapkan 'salam kenal' untuk segenap pengelola Beyond Blogging Kompasiana dan Kompasianer di mana pun berada. Semoga tingkatan atau level tidak membedakan kita semua. Tetap sehat, semangat dan terus menulis untuk memberikan manfaat lewat untaian kata. 'Punten' dan salam kenal.

Referensi

Afifiyah, Siti. 2019. "Catcher In The Rye, Novel Favorit Para Musisi dan Pembunuh", https://www.tagar.id/catcher-in-the-rye-novel-favorit-para-musisi-dan-pembunuh, diakses pada tanggal 2 Januari 2023 pukul 18.01

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun