Apa yang terbaca dari judul di atas? Hampir pasti kita tidak bisa membaca tulisan di atas yang lazim disebut judul sebagai kata atau baris tulisan. Judul di atas cenderung terbaca sebagai barisan angka yang terdiri dari nol spasi tujuh tiga sembilan tiga lima. Kita tidak menemukan huruf di sana, kecuali mungkin sebuah angka di bagian depan yang bisa terbaca sebagai huruf 'O'.
Adakah di antara kita yang membaca judul di atas sebagai 'Segel O'? Rasanya tidak atau cenderung tidak. Mengapa tidak? Boleh jadi karena kebiasaan atau habit. Dalam kasus judul di atas terbaca baris angka, salah satu penyebabnya adalah karena otak kita hanya fokus pada kebiasaan membaca dari kiri ke kanan.
Tetapi apakah jika membaca judul tersebut di luar kebiasaan (dari kanan ke kiri) terbaca 'Segel O'? Tidak juga. Barangkali iya, atau tetap terbaca sama berupa baris angka dengan susunan berbeda. Lima tiga sembilan tiga tujuh spasi nol.
Ada kecenderungan kebisaan membaca judul di atas sebagai 'Segel O' bukan sebab membaca dari kanan ke kiri, melainkan pengetahuan atau kebiasaan dalam mengutak-atik bentuk angka dan mengidentikkannya dengan bentuk huruf. Kebisaan membaca judul di atas sebagai kata atau baris tulisan yang terbaca 'Segel O' oleh kebiasaan mengutak-atik bentuk angka dan huruf, belum bisa disimpulkan sebagai intuisi.
Cara terbaik membaca judul di atas sebagai 'Segel O' adalah dengan mata (posisi kepala) terbalik atau posisi layar (gawai, monitor, kertas, media tulis) terbalik. Apakah ketika kita membaca pertanyaan pada kalimat pertama tulisan ini, ada di antara kita yang melakukannya (memosisikan kepala atau layar; gawai; monitor; kertas; media tulis, terbalik)? Â
'Segel O' berdasarkan penafsiran judul yang telah dibahas tadi dimaksudkan sebagai 'Segel Otak'. Bahwa kondisi otak atau daya pikir kita telah tersegel atau tertutup oleh apa yang terlihat saja sehingga sebagian besar kita hanya melihat baris angka.
Lebih jauh, otak yang tersegel atau tertutup akan kehilangan daya kemampuannya sehingga memiliki keterbatasan dalam melihat, menilai, menafsir, mempersepsi, mengontrol perilaku, mengendalikan emosi atau mengambil keputusan.
Salah satu cara membuat otak bekerja lebih efektif adalah dengan mengusik rasa ingin tahu atau kepenasaran kita akan sesuatu. Semakin penasaran kita tentang suatu topik, semakin mudah otak untuk mempelajari informasi tentang topik itu. Temuan terkait hal ini diterbitkan dalam jurnal Neuron 2 Oktober 2014, temuan memberikan wawasan tentang apa yang terjadi pada otak saat rasa ingin tahu terusik.
Matthias Gruber, peneliti dari University of California Davis mengungkapkan bahwa rasa ingin tahu yang memotivasi secara intrinsik memengaruhi kemampuan memori, seperti dikutip dari Sciencedaily, Kamis, 8 Oktober 2014. Lalu muncul pertanyaan, apakah di antara kita penasaran dengan sebaris kalimat tanya sebagai pembuka pada tulisan ini? Apakah terjadi konflik pada otak kita saat coba menafsirkan baris angka 0 73935?
Konflik bisa terjadi pada otak kita. Sebuah tes menunjukkan adanya konfik antara otak kanan dan otak kiri. Tes tersebut meminta kita menyebutkan warna atau tulisannya. Coba perhatikan tulisan-tulisan berikut yang menyatakan warna (Kuning Hijau Orange, Biru dan seterusnya)! Lalu sebutkan warnanya bukan tulisannya! Â
Kuning Hijau Orange Biru Ungu Abu-abu Merah Coklat Pink Hitam Putih Merah Biru Hijau Biru Jingga Kuning Merah Ungu Biru  Abu-abu Hitam Cokelat Putih  Pink Kuning Ungu (jika warna pada tulisan tak muncul, informasi ini merujuk pada tes psikologi warna dan tulisan yang menimbulkan konflik otak kanan dan kiri)