Mohon tunggu...
sunan farisi
sunan farisi Mohon Tunggu... ketua perpustakaan yayasan islam "ulul alaab" pasuruan -

Kenalilah Kebenaran dan Maka Anda Akan Tahu Siapa Orang-orang Yang Bersama Kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hapus Universitas Jurusan Pertanian

4 Agustus 2010   05:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:19 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak bermaksud menjadi seorang Profokator dalam urusan ini, tapi ini sungguh terjadi, karena saya dan Negara kita tahu sangat butuh Pertanian, anak dan Istri saya juga orang-2 Pertanian bedanya kalau Istri saya bergelar Insinyur kalau anak Perempuan kami Mau S1 Pertanian.

Awalnya kebetulan TV di rumah kami rusak,terus kami panggil tukang service TV langganan kami, setelah utak-atik sana-sini TV rumah kami nyala kembali.. biasa setelah itu kami ngobrol di teras depan rumah dan kami senang atas obrolan kami, biasa tentang Pertanian.. tukang service TV kami bekerja di Perusahaan Gula lho.. orang biasanya bilang PG.

Beliau menawarkan kerjasama menanam Tebu dan ngasih tahu dampak baik dan buruknya Pertanian Tebu, Beliau bilang bahwa Hasil Tanaman Tebu Ndak ada ruginya, sopir Direktur PG aja bisa naik Haji berkali-2 katanya, Pak Supir PG ndak Pensiun-2 karena Beliau menimba Ilmu disamping Beliau kerja jadi supir.. Tukang Servise TV kami juga bercerita, bila kita Bertani Tebu enaknya ditanam sendiri / dikelola sendiri, dan bila kita mau menanam tebu jangan dikelola PG, karena bisa dijamin Hasilnya Jelek.. wow, kok begitu..?

Ndak enaknya bila kita bekerjasama/ bagi hasil dengan PG, mulai dari Tanam sampai panen perawatannya tidak maksimal (rendemen rendah), bisa diketahui dari tinggi-rendahnya tanaman Tebu dalam satu area karena menurut beliau yang dirawat hanya bagian pinggir saja, jadi tanaman Tebu yang subur hanya bagian penggir saja, beda kalau tanaman Tebu yang tengah pendek-2.. beda bila kita kelola sendiri, mulai dari penanaman yang sesuai jarak tanam, pemupukan dan perawatan yang lain (penyiangan) sesuai aturan atau budidaya Tebu yang baik, maklum kami adalah orang-2 sekota dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Jadi kami bisa dengan mudah tahu budidaya Tebu yang baik.. dan kami sepakat untuk bisa saling mengerti Tanaman Tebu, sebelum kami menginjak kerjasama menanam Tebu dengan beliau (tukang service TV)..

Setelah Kepulangannya (tukang service TV), betapa saya berfikir dan ndak habis berfikir, melihat dampak buruknya bagi Negara ini, Universitas Pertanian yang telah mencetak Kader-2 tenaga ahli Pertanian akan mendapat lebel buruk dimata masyarakat Indonesia ini, kalau Faktanya ilmu Mereka ndak tersalurkan dengan baik meskipun Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) terbesar se-ASIA Tenggara didirikan, dikota saya lagi..! hanya karena skandal (mungkin lebih buruk lagi) PG untuk bisa mencitrakan Gula Indonesia Buruk, sehingga bisa meloloskan Import Gula Dari Negara lain.. karena menurut hemat saya, memang PG ndak rugi sama sekali dalam hal ini, karena PG dapat untung dari Pupuk + Perawatan dan Rendemen Tinggi apa Rendah masih tetap untung, beda bagi Petani yang mengandalkan Tanahnya saja, hampir satu tahun menunggu panen dan hasilnya sedikit.. kasihan.

Mungkin ada benarnya Direktur Kelembagaan Depdiknas Hendarman mengakui, animo masyarakat belajar pertanian dalam lima tahun terakhir semakin memprihatinkan. “Kebijakan bidang pertanian kita tidak mendukung. Itu sebabnya banyak orang yang tidak mau belajar pertanian,” ujar Hendarman pada acara forum wartawan pendidikan (Fortadik).

Karena Kebijakan bidang pertanian kita tidak mendukung, contohnya seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (PNS), jurusan pertanian nyaris tidak ada peluang. Pemda lebih banyak membuka lowongan untuk jurusan lain Padahal kita Negara Agraris, meski potensi untuk mengembangkan bidang pertanian di daerah tersebut sangat besar. Itu sebabnya, wajar kalau kemudian banyak sarjana pertanian tidak bekerja pada bidang keahliannya. Mereka memilih bidang-bidang pekerjaan lain yang lebih berpotensi menghasilkan uang. Banyak sarjana pertanian yang menjadi pegawai bank, wartawan, kontraktor dan sebagainya, yang tidak bersentuhan dengan bidang keahliannya.

Pantas Masyarakat Indonesia Saat ini ada kecenderungan menganggap pertanian di Indonesia image- nya negative, kalau mengambil ilmu pertanian. jadi Minat siswa lulusan SMA melanjutkan studi ke jurusan pertanian di sejumlah perguruan tinggi dalam lima tahun ini cenderung menurun. Kondisi ini dalam jangka panjang bisa mengancam kedaulatan pangan dan swasembada pangan.

Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Ir Didik Suprayogo, MSc, PhD, menurunnya minat pelajar mengambil jurusan pertanian bisa bermacam-macam faktor, antara lain citra mengecilkan masa depan lulusan jurusan pertanian, ketidaktahuan mengenai ilmu pertanian, dan berbagai sebab lainnya.

Kalau Bangsa Indonesia terkalahkan sama ilmu hitam terus, mana bisa kita bisa mengambil Tenaga Ahli Dalam Negeri sendiri, seharusnya kita malu pada Generasi yang akan datang di Negeri, meskipun kita tidak meng-Hapus Universitas Jurusan Pertanian, bisa-2 terhapus sendiri Universitas Jurusan Pertanian kita, kebijakan yang tidak sesuai dan ter-fitnah-nya Tenaga Ahli Pertanian karena tidak dapat menyalurkan Ilmunya Dalam Negeri sendiri..

Salam dari Hati yang Gundah akan Nasib Bangsa.. salam

Kunjungi Juga :

Hecker Indonesia Kecam Israel Lewat Situs Mata - Mata

Disudut Lahan Itu..

Bila Ingat Wajahmu..

“3 Hari, Pecat”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun