Mohon tunggu...
sunami imron
sunami imron Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Menulis adalah cara mengekspresikan diri dan mengeksplor kemampuan lebih dalam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangis

25 November 2024   04:22 Diperbarui: 25 November 2024   04:54 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Tangis itu begitu muncul begitu saja
Bergemuruh di relung jiwa
Bulir-bulir bening meniti memenuhi sudut netra
Ingin ku suarakan hati yang pedihluka itu membebani
Hingga hatiku perih mendidih
Inikah rasanya cinta yang yang hampa
Mengapa harus jumpa kalau akhirnya pisah
Cinta yang ku ukir kini tersapu angin
bak butiran debu
Sampai kapan aku berlari
Jiwaku sepi dan sendiri dalam gelap
Aku terdiam membisu
Menghimpit luka yang menganga
Rasaku hilang kini
Entah kenapa ku tak tahu
Waktu seolah berjalan lambat
Sisakan sesak yang mendesak
Menyeret asa yang tertaut
Menikam mahligai cinta yang ku bina
Bagaimana bisa aku melawan
Ketika cinta telah tertawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun