Tangis itu begitu muncul begitu saja
Bergemuruh di relung jiwa
Bulir-bulir bening meniti memenuhi sudut netra
Ingin ku suarakan hati yang pedihluka itu membebani
Hingga hatiku perih mendidih
Inikah rasanya cinta yang yang hampa
Mengapa harus jumpa kalau akhirnya pisah
Cinta yang ku ukir kini tersapu angin
bak butiran debu
Sampai kapan aku berlari
Jiwaku sepi dan sendiri dalam gelap
Aku terdiam membisu
Menghimpit luka yang menganga
Rasaku hilang kini
Entah kenapa ku tak tahu
Waktu seolah berjalan lambat
Sisakan sesak yang mendesak
Menyeret asa yang tertaut
Menikam mahligai cinta yang ku bina
Bagaimana bisa aku melawan
Ketika cinta telah tertawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H