Indonesia adalah negara kesatuan dengan keberagaman suku, agama, ras, dan bahasa. Setiap daerah memiliki kearifan lokal masing-masing yang terus dilestarikan hingga sekarang. Kearifan lokal menjadi topik yang ramai diperbincangkan berbagai kalangan akhir-akhir ini karena posisinya yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, tema projek 3 fase E MAN 3 Bantul mengambil tema kearifan lokal. Proses P5-P2RA yang sudah dilaksanakan beberapa waktu, akhirnya dipanen bertepatan dengan hari kebangkitan nasional, Senin (20/5/2024) di hall Gedung Perpustakaan dan Laboratorium Terpadu.Â
Kegiatan Panen Karya P5-P2RA dibuka secara langsung oleh Kepala MAN 3 Bantul, Drs. Syamsul Huda, M.Pd. Setelah pembukaan, rangkaian acara diawali dengan upacara Rebo Pungkasan oleh kelas XA dilanjutkan pementasan Masjid Pathok Negara oleh kelas XC. Selesai pementasan, seluruh siswa dan guru berkeliling stand-stand kearifan lokal yang telah disiapkan oleh siswa kelas X.
Kearifan lokal yang dipamerkan dalam Panen Karya P5-P2RA ini antara lain Kampung Batik Giriloyo, Masjid Pathok Negara, Rebo Pungkasan, Wayang Kulit Wukirsari, Sumur Gumuling, Gerabah Kasongan, dan Wedang Uwuh. Sebelum melaksanakan panen karya, seluruh siswa kelas X melakukan observasi terhadap masing-masing kearifan lokal tersebut. Saat berkung ke lokasi masing-masing kearifan lokal, siswa kelas X juga belajar membuat beberapa kerajinan diantaranya batik, gerabah  dan pembatas buku.  Menurut Ahnaf (siswa kelas X D), dengan adanya P5-P2RA ini membuat siswa dapat mempelajari kearifan lokal di daerah sekitar Bantul dan turut melestarikannya. (sum/mhp)
