Mohon tunggu...
Sumitro LabaRapolo
Sumitro LabaRapolo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Aku suka dengan dunia ilmiah dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemerataan Transportasi Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi dan Kemacetan (SDG 11)

24 Agustus 2023   07:14 Diperbarui: 5 Oktober 2023   15:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerataan Transportasi Berbasis Rel di Indonesia untuk mengurangi polusi dan Kemacetan (SDG 11)

  Dalam Perkembangan peradaban saat ini ,semua negara memiliki sistem transportasi yang modern dan terjangkau untuk mobilitas penduduk baik dari desa ke kota maupun sebaliknya.Dalam penerapan transportasi berbasis rel di Indonesia dapat kita lihat dari beberapa pertimbangan yang tentunya ada pro dan kontra

 Indonesia memiliki jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia dengan jumlah pulau 17.001dari Sabang sampai Merauke.Dalam hal ini sistem pemerataan Transportasi Berbasis Rel di Indonesia mempunyai dampak yang bisa menjadi acuan untuk mengurangi masalah kemacetan lalu lintas di perkotaan.Tetapi tentunya tujuan ini mempunyai dampak bagi masyarakat.

 Dalam proses mewujudkan pemerataan transportasi berbasis rel di Indonesia membutuhkan estimasi biaya yang sangat besar baik itu untuk infrastruktur dan operasional.Biaya pembangunan jalur rel , stasiun dan fasilitas lain bisa menjadi beban keuangan bagi negara.Terlebih pemerintah kita saat ini menggalakkan proyek IKN(Ibu Kota Nusantara) dengan biaya yang besar dan apabila pemerintah juga melakukan proyek pemerataan transportasi berbasis rel ini maka kemungkinan utang negara kita akan terus membengkak,dan pemerintahan selanjutnya akan terbebani dengan utang yang besar.Apabila dalam proses pembangunanya terjadi kekurangan dana maka proyek ini mungkin akan menjadi proyek mangkrak yang sama saja dengan hasil nol.

 Proses pembangunan rel kereta juga memerlukan lahan yang luas yang dapat mengakibatkan perpindahan penduduk dan terjadinya sengketa lahan antara perusahaan dan penduduk setempat.Sistem kehidupan masyarakat setempat juga akan terganggu dengan perjalanan kereta setiap harinya.

 Disini kita akan mengambil salah satu contoh yaitu MRT di Jakarta.Proyek MRT dikembangkan pada tahun 2015 dan beroperasi tahun 2019 silam.Transportasi berbasis rel ini dibangun dengan harapan mengurangi polusi dan kemacetan tetapi melihat kenyataanya malah kota Jakarta tetap macet dan polusi tambah parah.Maka, tidak bisa dibantah bahwa proyek ini menimbulkan dampak negatif dari aspek sosial maupun lingkungan.Salah satu contoh kerusakan yang dibuat oleh proyek ini adalah kehidupan mahluk hidup lain juga terganggu karena area hutan menjadi rute jalur MRT.

 Selain itu pengubahan area hutan menjadi rute jalur MRT dapat mengakibatkan masalah lain seperti erosi tanah dan hilangnya tempat tinggal manusia bahkan mata pencahariannya.Kemudian mereka harus bisa menyesuaikan dengan tempat baru.Apabila permasalahan-permasalahan seperti ini tidak bisa diatasi maka penggunaan kereta berbasis rel masih bisa diragukan.Melihat salah satu contoh di atas maka kita bisa membuat perbandingan kereta berbasis rel dan kendaraan Umum seperti becak dan angkot yang mana becak dan angkot lebih fleksibel dalam rute dan jadwal perjalanan.

 Transportasi berbasis rel memiliki jadwal tetap dan jalur yang sudah ditentukan. Ini mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan individu yang memerlukan mobilitas lebih besar. Maka inilah yang mungkin juga menjadi salah satu faktor mengapa masyarakat enggan untuk beralih ke transportasi berbasis rel. 

Kemudian, transportasi berbasis rel ini memiliki keterbatasan jangkauan. Dimana transportasi berbasis rel memiliki jalur yang telah ditentukan. Ini berarti tidak semua daerah atau lokasi akan terjangkau oleh sistem ini. Maka, pengguna masih perlu bergantung pada moda transportasi yang lain atau kendaraan pribadi untuk sampai pada tujuan akhir mereka. Dengan begitu, sistem ini memberikan ketidakefektifan bagi pengguna.

Referensi

1.http://repository.unj.ac.id/31318/5/AKBAR%20AMIR%20NUGROHO_5415122831_SKRIPSI.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun