Mohon tunggu...
Suminto Gunawan
Suminto Gunawan Mohon Tunggu... Guru - PNS

Lahir di Cirebon Saat ini mengajar Matematika di SMP BPK PENABUR Tasikmalaya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

DMD

24 Agustus 2013   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:52 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duchenne Muscular Dystrophy. Itulah singkatan dari DMD yang jika diistilahkan dalam bahasa Indonesia berarti Gangguan Kelemahan Otot Kaki.

DMD adalah gangguan resesif X-linked dalam bentuk distrofi otot , yang mempengaruhi sekitar 1 dalam 3.600 anak laki-laki, yang menghasilkan degenerasi otot dan akhirnya berujung pada kematian. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi pada distrofin gen , yang terletak di manusia kromosom X.

Informasi tentang DMD bisa Anda cari di internet, beberapa yang sempat saya baca adalah artikel ini

Dalam kebingungan untuk menyelesaikan tugas 2 Pra Diklat, saya akhirnya memutuskan untuk menulis artikel ini.

Sudah banyak siswa yang menjadi murid saya. Banyak sifat, sikap dan tipe siswa sudah saya hadapi. Tahun ini adalah tahun ketiga saya mengajar J.

J adalah siswa saya yang menderita DMD. Penyakit ini mulai nampak ketika J belajar di SD. Serangan penyakit ini mengakibatkan J sulit untuk berjalan, sulit untuk berdiri dan akhirnya J harus duduk di kursi roda. Segala usaha dan upaya yang dilakukan oleh keluarga sudah dilakukan, termasuk membawanyanya keluar negeri, namun DMD tetap belum bisa disembuhkan.

Setiap pagi J berangkat ke sekolah dengan naik beca ditemani oleh 2 pembantu setianya. Sesampainya di sekolah, J digendong salah seorang pembantunya dan dipindahkan ke kursi rodanya. Dengan tangan dipegang pembantunya, J memberi salam pada bapak/ibu guru yang bertugas menyambut para siswa masuk sekolah. "Selamat pagi J", demikian sambutan bapak/ibu guru yang dibalas dengan senyum manis dari J.

Dengan kursi roda J memasuki sekolah dan menuju lantai 2 tempat J belajar. Ketika pihak sekolah memutuskan untuk menerima J, maka sekolah pun segera membongkar tangga sehingga bisa digunakan oleh kursi roda, memfasilitasi siswa yang berkebutuhan khusus. J pun memasuki kelas tempat dia belajar. Pembantunya dengan setia menunggu di luar.

Di dalam kelas, teman-temannya dengan setia selalu membantu J, menyiapkan buku dan peralatan tulis menulis. Buku yang hendak digunakan saat itu disiapkan temannya di bawah tangan J sehingga jari-jemari J dapat langsung bergerak untuk menulis pelajaran yang diperolehnya.

Ya, J hanya mampu menggerakkan jari-jemarinya untuk menulis. Dia tidak mampu mengangkat/menggerakkan tangannya. Tangannya hanya bisa bergeser sedikit demi sedikit, beringsut untuk mengambil penggaris/penghapus/alat tulis lainnya.

Setelah selesai bapak/ibu guru atau teman-temannya membereskan semua buku-buku J ke dalam tas. Itulah keseharian J belajar di sekolah.

J sangat jauh berbeda dengan siswa yang lain. Siswa lain dapat dengan bebas bergerak ke sana kemari, berlari-larian, bisa tertawa keras-keras dan aktifitas lainnya. Bagaimana dengan J? Dia hanya bisa terdiam di kursi roda, tersenyum simpul tatkala mendengarkan cerita-cerita lucu.

Dalam hal motorik, J tertinggal jauh dari teman-temannya. Bagaimana dengan hasil belajar J?

Inilah alasan mengapa saya menulis artikel ini. Sejak kelas 7 saya mengajar J matematika sampai saat ini semester 1 kelas 9, J tidak pernah mendapatkan nilai matematika di bawah 80. Semua nilai matematikanya memuaskan. Bukan cuma untuk pelajaran matematika, J juga mampu memperoleh nilai yang sangat baik untuk mata pelajaran yang lainnya, tentunya kecuali pelajaran olah raga, Sekolah memberikan dispensasi pada J untuk pelajaran olah raga.

Untuk prestasi akademis, J selalu masuk 5 besar di tiap kelasnya. Itulah J!

Dalam ketidakmampuannya untuk bergerak, semangat belajarnya terus bergerak mecapai prestasi.

Mudah-mudahan artikel ini dapat menginspirasi para siswa lainnya yang walaupun dalam kondisi yang sangat sulit prestasi tetaplah harus diraih.

Salam,

Drs. Suminto (No. 37)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun