Mohon tunggu...
Suminingsih
Suminingsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Indonesia Maju

Seseorang yang tertarik dengan tantangan, ambis dalam pencapaian dan haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental Terancam: 5 Cara Mencegah Bullying Verbal di Lingkungan Sekolah

8 Desember 2024   23:36 Diperbarui: 10 Desember 2024   08:27 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berdasarkan data WHO sejak 5 tahun terakhir, hampir satu miliar orang – termasuk 14% dari remaja dunia – hidup dengan gangguan mental. Bunuh diri menyumbang lebih dari 1 dari 100 kematian dan 58% bunuh diri terjadi sebelum usia 50 tahun. Gangguan mental adalah penyebab utama kecacatan, menyebabkan 1 dari 6 tahun hidup dengan kecacatan. Orang dengan kondisi kesehatan mental yang parah meninggal rata-rata 10 hingga 20 tahun lebih awal daripada populasi umum, sebagian besar karena penyakit fisik yang dapat dicegah. Pelecehan seksual anak dan viktimisasi bullying adalah penyebab utama depresi. Ketimpangan sosial dan ekonomi, keadaan darurat kesehatan masyarakat, perang, dan krisis iklim termasuk di antara ancaman global dan struktural terhadap kesehatan mental. Sedangkan di Indonesia berdasarkan dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Masalah kesehatan mental dapat terjadi sejak usia  dini. Sepanjang  periode prenatal dan memasuki tahun-tahun pertama kehidupan, otak dan tubuh anak berkembang pesat, membuat anak sangat rentan terhadap pengaruh luar. Jika  pola asuh tidak dilakukan dengan baik,maka dapat mengganggu kesehatan mental anak.Tingginya kasus kekerasan ( bullying ) siswa di sekolah mulai dari jenjang tingkat dasar hingga mahasiswa kasus ini semakin meningkat dan banyak diliput pada berbagai halaman cetak maupun elektronik fakta ini menunjukan bahwa nilai-nilai kemanusiaan telah hilang, peristiwa kekerasan tersebut tidak hanya mencemarkan nama baik institusi pendidikan saja tetapi juga menimbulkan sejumlah persoalan lain. Seperti adaptasi anak-anak yang buruk, kurangnya pemenuhan diri, harga diri rendah, dan kepuasan kebutuhan yang tidak terpenuhi di sisi lain kehidupan mereka semuanya menjadi salah satu penyebab kasus intimidasi.

Kata bully sendiri secara bahasa adalah perilaku yang diarahkan secara sistematis dan berulang-ulang kepada orang lain untuk mengorbankan, mempermalukan orang lain, merugikan, atau mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa orang lain. Penyebab tindakan bullying sendiri terjadi karena beberapa faktor seperti faktor dari individu sendiri, faktor dari lingkungan keluarga, faktor dari teman sebaya dan faktor dari media massa. Tindakan ini dilakukan oleh para pelaku secara sengaja dan bersifat menetap yang menyebabkan cedera fisik atau secara verbal, dari ucapan atau teriakan sehingga menyebabkan korban mempunyai gangguan kesehatan mental.

Bullying verbal merupakan jenis bullying yang dapat terdeteksi karena dapat tertangkap oleh indera pendengaran, dan sering terjadi pada anak-anak dan usia remaja dilingkungan sekolah. Verbal bullying dapat berupa teriakan yang sangat kencang di telinga korban dan kericuhan. Hal ini berlangsung cepat tanpa rasa sakit pada pelaku tindakan bullying dan sangat menyakitkan pada korban bullying atau target dari pelaku. Bullying verbal diatur dalam pasal 76C Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungsn anak, pasal tersebut berbunyi "Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak".

Korban verbal bullying cenderung akan mengalami depresi mereka merasa sedih, kehilangan minat dalam aktivitas yang mereka sukai, dan merasa merasa putus asa kemudian akan mempengaruhi kualitas hidup, bahkan berpotensi memicu pemikiran atau perilaku yang merugikan diri korban bullying. Kecemasan yang berlebihan dampak umum dari verbal bullying. Korban sering kali merasa was-was, takut dalam berbagai situasi hal tersebut juga dapat menggangu konsentrasi korban dalam belajar dan berinteraksi dengan orang lain, serta meningkatkan risiko masalah kecemasan yang lebih serius di masa depan. Selain itu gangguan tidur juga sering dialami oleh korban verbal bullying, mereka mungkin mengalami kesulitan tidur , terbangun secara mendadak di malam hari atau bahkan mengalami mimpi buruk yang berulang kali. Gangguan tidur ini dapat menyebabkan kelelahan, penurunan konsentrasi, dan berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental mereka secara keseluruhan.

Selain dampak psikologis yang terlihat secara langsung verbal bullying juga dapat menyebabkan korban merasa tidakmaman dan terisolasi dari lingkungan sekitar, Verbal bullying membawa pengaruh yang signifikan terhadap korban, mereka menyimpan kekecewaan yang mendalam di dalam lubuk hati yang tidak dapat mereka ungkapkan kembali bahkan dapat membahayakan nyawa mereka sendiri.

Dengan demikian, penting sekali untuk memahami mulai dari penyebab, dampak, cara mencegah bullying verbal secara mendalam agar langkah-langkah pencegahan dan intervensi dilakukan secara tepat, dapat diimplementasikan khususnya dalam lingkungan sekolah. Pecegahan terhadap tindakan bullying verbal bukan hanya tentang mengurangi insiden bullying itu sendiri, tetapi juga melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan korban sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal demi kemajuan bangsa dan negara.

5 langkah mencegah bullying verbal di lingkungan sekolah :

1. Menertibkan para siswa dan siswi yang melakukan penyimpangan, termasuk tindak kekerasan dengan melakukan pengawasan dan penindakan secara tegas.

2. Mengembangkan budaya meminta dan memberi maaf serta mengucapkan kata tolong jika sedang membutuhkan bantuan teman. 

3. Menerapkan prinsip-prinsip anti kekerasan yang kuat pada setiap siswa dan siswi.

4. Memberikan pendidikan perdamaian kepada siswa dan siswi dengan menjalin diaglog dan komunikasi intesif di dalam lingkungan sekolah.

5. Membangun rasa percaya diri pada setiap siswa dan siswi .


Pentingnya menjaga kesehatan mental dari dampak bahaya tindakan bullying terutama bullying verbal, memang hal tersebut tidak dirasakan langsung oleh fisik korban namun dampak yang disebabkan oleh pelaku verbal bullying dapat menyebabkan luka bantin yang mendalam pada korban.


Sebagai kesimpulan dalam tindak kekerasan dalam dunia pendidikan sering pula sering pula dikenal dengan istilah "bullying". Penyebab bullying sendiri dari berbagai faktor, baik faktor individu, faktor keluarag, faktor teman sebaya, dan faktor media massa. Tindakan ini dilakukan secara sengaja bersifat menetap yang menyebabkan cedera fisik ataupun secara verbal. Bullying secara verbal melalui ucapan atau teriakan yang berakibat terhadap kesehatan mental korban terganggu, penting untuk memahami dampak-dampak verbal bullying secara mendalam agar langkah-langkah pencegahan dan intervensi dilaksanakan secara tepat dan diiplementasikan khususnya dilingkungan sekolah.


Daftar Referensi :

WHO highlights urgent need to transform mental health and mental health care. (2022, Juni 17). Diambil kembali dari World Health Organization: https://www.who.int

Hasil Survei Masalah Kesehatan Mental yang Paling Dikhawatirkan Masyarakat Indonesia pada 2024. (2024, September 17). Diambil kembali dari DataIndonesia.id: https://dataindonesia.id/

Alivernini, F. (2019). Measuring Bullying and Victimization Among Immigrant and Native Primary   School   Students:   Evidence   From   Italy.   Journal   of   Psychoeducational Assessment, 37(2), 226–238. https://doi.org/10.1177/0734282917732890

Djayadin, C. &. (2020). Pola komunikasi keluarga terhadap kesehatan mental anak di tengah pandemi Covid-19. . Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, , 4(2), 160-180.

Najah, N., Sumarwiyah, S., & Kuryanto, M. S. (2022). Verbal Bullying Siswa Sekolah Dasar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 8(3), 11841191. https://doi.org/10.31949/educatio.v8i3.3060

Najah, N., Sumarwiyah, S., & Kuryanto, M. S. (2022). Verbal Bullying Siswa Sekolah Dasar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 8(3), 11841191. https://doi.org/10.31949/educatio.v8i3.3060

Putri, S. R. A., Aditia Ismaya, E., & Arsyad Fardani, M. (2021). Fenomena Verbal Bullying di Masyarakat Pedawang. Journal.Umtas.Ac.Id, 5(2), 792–796.

Ayatilah, S. N. T., & Savira, S. I. (2021). Self-Compassion Pada Perempuan Yang Pernah Menjadi Korban Bullying: Studi Kasus. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 8(8), 212–226.







Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun