Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Grebeg Getuk Meriahkan HUT ke-1119 Kota Magelang

13 April 2025   16:53 Diperbarui: 13 April 2025   20:44 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grebeg Getuk Kota Magelang. Dokpri.

Magelang. Ribuan warga memadati Alun-Alun Kota Magelang pada Minggu pagi (13/4) untuk menyaksikan prosesi Grebeg Getuk, sebuah tradisi tahunan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1119 Kota Magelang. Tahun ini, perayaan mengusung tema "Melangkah Bersama untuk Magelang Sejahtera."

Rangkaian acara dimulai sejak pukul 07.00 WIB, diawali dengan prosesi penyerahan prasasti Mantyasih yang digelar di Pendopo Mantyasih, Meteseh. Prosesi dilanjutkan dengan kirab membawa dua gunungan getuk raksasa; masing-masing setinggi 2,5 meter dan berdiameter 2 meter. Diiringi doa dari Masjid Agung Kota Magelang, lalu diteruskan ke Alun-Alun Kota Magelang sebagai arena utama Grebeg Getuk.

Sebanyak 17 kelurahan dari tiga kecamatan di Kota Magelang turut ambil bagian dalam grebeg tersebut. Masing-masing kelurahan menampilkan kesenian tradisional dan gunungan hasil bumi sebagai simbol keberkahan dan kemakmuran.

Gunungan Hasil Bumi. Dokpri.
Gunungan Hasil Bumi. Dokpri.

Suasana semakin semarak dengan penampilan tari kolosal Babad Mahardika yang disutradarai Gepeng Nugraha. Melibatkan ratusan pelajar dari seluruh penjuru Kota Magelang. Tarian ini menggambarkan semangat gotong royong dan harmoni masyarakat Magelang dalam membangun kotanya.

Tari Kolosal Babad Mahardika. Dokpri.
Tari Kolosal Babad Mahardika. Dokpri.

Puncak acara ditandai dengan prosesi perebutan gunungan, di mana masyarakat beramai-ramai mengambil bagian dari gunungan getuk dan hasil bumi. Mereka percaya, mendapatkan bagian dari gunungan tersebut akan membawa berkah.

Kemeriahan Grebeg Getuk dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Magelang dan Temanggung. Juga menarik perhatian wisatawan asing. Seorang turis asal Belgia mengungkapkan kekagumannya. "Magelang bagai serpihan surga yang dihadirkan di dunia," tuturnya dengan penuh antusias.

Berand, Turis Belgia yang kagum dengan Grebeg Getuk. Dokpri.
Berand, Turis Belgia yang kagum dengan Grebeg Getuk. Dokpri.

Wali Kota Magelang, H. Damar Prasetyono, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menyampaikan rasa syukurnya atas penyelenggaraan yang berjalan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun