Magelang. Ribuan warga memadati Alun-Alun Kota Magelang pada Minggu pagi (13/4) untuk menyaksikan prosesi Grebeg Getuk, sebuah tradisi tahunan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1119 Kota Magelang. Tahun ini, perayaan mengusung tema "Melangkah Bersama untuk Magelang Sejahtera."
Rangkaian acara dimulai sejak pukul 07.00 WIB, diawali dengan prosesi penyerahan prasasti Mantyasih yang digelar di Pendopo Mantyasih, Meteseh. Prosesi dilanjutkan dengan kirab membawa dua gunungan getuk raksasa; masing-masing setinggi 2,5 meter dan berdiameter 2 meter. Diiringi doa dari Masjid Agung Kota Magelang, lalu diteruskan ke Alun-Alun Kota Magelang sebagai arena utama Grebeg Getuk.
Sebanyak 17 kelurahan dari tiga kecamatan di Kota Magelang turut ambil bagian dalam grebeg tersebut. Masing-masing kelurahan menampilkan kesenian tradisional dan gunungan hasil bumi sebagai simbol keberkahan dan kemakmuran.

Suasana semakin semarak dengan penampilan tari kolosal Babad Mahardika yang disutradarai Gepeng Nugraha. Melibatkan ratusan pelajar dari seluruh penjuru Kota Magelang. Tarian ini menggambarkan semangat gotong royong dan harmoni masyarakat Magelang dalam membangun kotanya.

Puncak acara ditandai dengan prosesi perebutan gunungan, di mana masyarakat beramai-ramai mengambil bagian dari gunungan getuk dan hasil bumi. Mereka percaya, mendapatkan bagian dari gunungan tersebut akan membawa berkah.
Kemeriahan Grebeg Getuk dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Magelang dan Temanggung. Juga menarik perhatian wisatawan asing. Seorang turis asal Belgia mengungkapkan kekagumannya. "Magelang bagai serpihan surga yang dihadirkan di dunia," tuturnya dengan penuh antusias.

Wali Kota Magelang, H. Damar Prasetyono, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menyampaikan rasa syukurnya atas penyelenggaraan yang berjalan lancar.