Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Senerek, Kuliner Legendaris Magelang

13 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 13 Januari 2025   13:13 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sup Senerek khas Magelang. Dokpri.

Bagi Sebagian orang pasti bertanya-tanya. Apa itu sup senerek. Namanya kurang familier di kalangan kebanyakan. Namun bagi pecinta kuliner, makanan ini banyak diburu. Khususnya di Magelang, makanan ini merupakan salah satu kuliner khas Magelang

Senerek berasal dari Bahasa Belanda, Snert, yang berarti kacang polong (erwten). Hidangan ini sendiri terdiri dari kacang merah, wortel, daun seledri dan daun bawang juga berisi daging sapi, jeroan atau ayam. Dimasak dengan kuah bening yang segar.

Diyakini makanan ini merupakan peninggalan Belanda kala itu. Mengapa Belanda? Hal ini disinyalir di Magelang pernah menjadi pusat pemerintahan Karesidenan Kedu. Meliputi Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Kebumen, serta Gombong. Banyak pula bangunan-bangunan peninggalan Belanda di Magelang. Jadi sangat mungkin saat itu, Belanda memasak dengan kacang Snert beserta rempah-rempahnya. Di mana belakangan, Snert yang berubah di lidah orang Jawa menjadi Senerek dalam penyebutannya. Dari segi rasa tentunya juga disesuaikan dengan lidah orang Jawa.

Wilayah Magelang pun berada di lembah yang dikelilingi banyak gunung. Seperti Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro, Telomoyo, dan Andong. Juga adanya bukit Tidar yang berada di Tengah-tengah kota Magelang, sering disebut Pakuning Tanah Jawa. Sehingga sangat dimungkinkan Magelang memiliki tanah yang subuh dan ditumbuhi berbagai macam sayuran. Digunakan untuk pemenenuhan kebutuhan pangan, salah satunya sebagai bahan pembuatan sup senerek.

Istimewanya apa?

Senerek merupakan makanan yang ringan. Bisa dimakan waktu kapan saja. Pagi, bisa untuk sarapan, siang untuk makan siang, sore hingga malam haripun bisa juga sebagai asupan penghangat badan. Sup ini juga bisa dimasaka oleh siapapun. Meskipun di awal merupakan makanan untuk para petinggi Belanda.

Masyarakat tidak mengetahui, sup ini ada sejak zaman kapan. Namun melihat dari asal muasal senerek, kacang polong merah yang berasal dari Belanda, kemungkinan besar ada sejak zaman Belanda. Sedangkan di Magelang sendiri, warung- warung sup senerek sangat mudah ditemui. Namun ada warung yang sangat terkenal sejak zaman dulu, yaitu warung senerek Bu Atmo. Berada di area Jendralan, Kota Magelang. Menurut Masyarakat Magelang, warung inilah pertama kali yang memasyarakatkan sup senerek. Selain itu ada pula warung senerek terkenal di Magelang, yaitu Warung Pak Parto yang berada di bawah Gunung Tidar.

Jika anda penasaran seperti apa nikmatnya Sup Senerek, datanglah ke Kota Magelang. Sembari menikmati keindahan kota kecil yang hanya memiliki tiga kecamatan. Dengan jarak diameter tujuh kilometer yang membentang dari utara hingga perbatasan Selatan.[UAW]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun