Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Joyful Learning: Meningkatkan Hormon Bahagia

9 Januari 2025   14:57 Diperbarui: 9 Januari 2025   14:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembiasaan Olah Raga Pagi. Dokpri.

2. Aktivitas fisik

Di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Ungkapan tersebut dirasa benar adanya. Tidak ada orang yang malas bergerak sehat jiwanya. Bisa dibandingkan dengan orang-orang yang rajin berolah raga maka pancaran wajahnya akan menampakkan kebahagiaan. Untuk itulah aktivitas fisik harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Tidak selalu dalam bentuk senam atau olah raga yang dilakukan oleh guru olah raga. Namun bagaimana setiap guru bersama para siswa melakukan aktivitas fisik pada saat pembelajaran. Melalui game atau ice breaking di sela-sela pembelajaran dapat mengendorkan pikiran yang tegang. Juga dapat meredakan stress yang mungkin saja terjadi pada saat siswa berpikir keras atas materi yang sulit untuk dipahami.

Game dan ice breaking. Dokpri.
Game dan ice breaking. Dokpri.

Kebermaknaan dalam mempelajari suatu pengetahuan lebih penting dibanding siswa sekadar menghafal. Bagai debu yang tersapu angin, maka akan hilang begitu saja. Maka dari itulah pembelajaran yang menyenangkan atau joyful learning akan dapat menumbuhkan rasa senang dan bahagia pada siswa. Ketika anak merasa senang dan bahagia pada saat belajar maka anakpun akan mudah memahami. Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki akan lebih bermakna dan bertahan dalam jangka waktu lebih Panjang.

Sudah saatnya guru yang menghendaki generasi emas pada tahun 2045 menyiapkan siswa dengan baik. Melalui pembelajaran menyenangkan dan bermakna. Tidak sekadar pemenuhan target pencapaian penyelesaian materi. Namun pula pembelajaran bermakna agar siswa benar-benar paham dan mengerti melalui pemikiran yang kritis di antara pembelajaran yang menyenangkan.[UAW]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun