2. Aktivitas fisik
Di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Ungkapan tersebut dirasa benar adanya. Tidak ada orang yang malas bergerak sehat jiwanya. Bisa dibandingkan dengan orang-orang yang rajin berolah raga maka pancaran wajahnya akan menampakkan kebahagiaan. Untuk itulah aktivitas fisik harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Tidak selalu dalam bentuk senam atau olah raga yang dilakukan oleh guru olah raga. Namun bagaimana setiap guru bersama para siswa melakukan aktivitas fisik pada saat pembelajaran. Melalui game atau ice breaking di sela-sela pembelajaran dapat mengendorkan pikiran yang tegang. Juga dapat meredakan stress yang mungkin saja terjadi pada saat siswa berpikir keras atas materi yang sulit untuk dipahami.
Kebermaknaan dalam mempelajari suatu pengetahuan lebih penting dibanding siswa sekadar menghafal. Bagai debu yang tersapu angin, maka akan hilang begitu saja. Maka dari itulah pembelajaran yang menyenangkan atau joyful learning akan dapat menumbuhkan rasa senang dan bahagia pada siswa. Ketika anak merasa senang dan bahagia pada saat belajar maka anakpun akan mudah memahami. Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki akan lebih bermakna dan bertahan dalam jangka waktu lebih Panjang.
Sudah saatnya guru yang menghendaki generasi emas pada tahun 2045 menyiapkan siswa dengan baik. Melalui pembelajaran menyenangkan dan bermakna. Tidak sekadar pemenuhan target pencapaian penyelesaian materi. Namun pula pembelajaran bermakna agar siswa benar-benar paham dan mengerti melalui pemikiran yang kritis di antara pembelajaran yang menyenangkan.[UAW]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H