Dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu. Hampir sepertiga waktu siswa dihabiskan di sekolah bersama guru. Namun, tidak sedikit orang tua yang menyerahkan seluruh pengajaran dan pendidikan kepada guru. Kadang-kadang menyerahkan pembentukan karakter anak mereka pula. Sedangkan dua pertiga waktu sebenarnya dihabiskan bersama keluarga di rumah. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya waktu tidak menentukan kualitas komunikasi dan pertemuan yang dilakukan.
Melihat fenomena tersebut, rasanya tidak salah jika guru berusaha semaksimal mungkin menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang tidak sekadar mempelajari pengetahuan namun pula pembelajaran yang bermakna. Melalui pembelajaran yang menyenangkan diharapkan akan menjadi jembatan pengembangan kompetensi dan pembentukan karakter baik siswa untuk jangka waktu lama.
Pembelajaran menyenangkan pada dasarnya bukan sekadar pembelajaran senang-senang. Melalui game atau ice breaking belaka. Pembelajaran menyenangkan sering disebut dengan istilah Joyful learning. Joyful learning merupakan model pembelajaran yang menciptakan kegiatan belajar mengajar secara menyenangkan, tidak tegang, diselingi humor, yel-yel, ice breaking, maupun ada brain gym (senam otak).
Pembelajaran ini memiliki tujuan untuk meminimalisir ketegangan saat proses pembelajaran sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Pembelajaran joyful learning juga dapat memotivasi siswa untuk semangat belajar karena siswa tidak merasa tertekan atau takut terhadap gurunya. Namun memiliki faktor intrinsik untuk menemukan suatu pemahaman atas kehendaknya sendiri.
Melalui pembelajaran menyenangkan erat kaitannya dengan hormon "bahagia". Hormon  dopamin, serotonin, endorfin manusia yang berkaitan dengan sensasi menyenangkan. Hormon bahagia dopamin merupakan hormon dalam otak yang berpengaruh pada suasana hati seseorang. Hormon ini dapat meningkatkan suasana hati serta berperan dalam menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Pasalnya, produksi kadar dopamin yang cukup dapat menyebabkan seseorang merasa bahagia. Suasana hati yang bahagia akan mempengaruhi kerja otak pula. Hal ini berfungsi memberikan stimulan otak agar mau mempelajari suatu pengetahuan dan keterampilan. Diharapkan pada saat pembelajaran murid senang dengan hal baru yang mereka pelajari.
Hormon bahagia berikutnya adalah serotonin. Hormon ini tak ubahnya hormon bahagia dopamine. Hormon serotonim memiliki peran penting dalam mengatur suasana hati, tidur, nafsu makan, dan berbagai fungsi lain dalam sistem saraf. Mengapa penting untuk menciptakan bahagia, sebab akan muncul hormon serotonin. Analoginya, jika suasana hati dapat dikendalkan maka fungsi saraf lainnya juga akan berfungsi dengan baik.
Berikutnya adalah hormon endorphin. Hormon ini berperan dalam mengurangi rasa sakit dan memberikan perasaan senang atau euforia. Dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Hormon endorfin sendiri dapat dihasilkan ketika seseorang melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti berolahraga. Sudah dipastikan saat seseorang tidak mengalami stress dia akan dapat menerima segala macam pengetahuan yang masuk dalam dirinya.
Untuk memunculkan hormon bahagia tersebut diperlukan aktivitas dalam pembelajaran.
1. Pembelajaran menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan sekali lagi bukan senang-senang. Namun bagaimana pembelajaran itu dapat menumbuhkan rasa senang pada diri guru dan siswa saat pembelajaran. Dimulai dengan kesadaran dirinya dalam melakukan aktivitas belajar. Pentingnya belajar dan kebermaknaannya. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu disertai dengan permainan dan aktivitas yang variatif sehingga siswa tidak merasa bosan ketika model pembelajaran yang dilakukan terlihat monoton.