Musik yang didengarkan oleh seseorang sangat memengaruhi perasaan. Bisa menimbulkan ketenangan jiwa, bisa menghibur, dan menentramkan hati, serta mampu merangsang rasa bahagia yang dikirim oleh otak. Â Detak jantung mampu menyesuaikan irama lagu
yang didengar, sehingga menimbulkan perasaan nyaman.
Seseorang yang memanfaatkan musik dengan tepat akan berdampak positif. Menjadikan seseorang beraktivitas secara optimal. Di sini musik sangat memengaruhi emosi dan karakter seseorang.
Biasanya seseorang mendengarkan musik atas pertimbangan genre musik yang disukai, lirik yang sesuai dengan keadaannya, suasana hati, dan lain sebagainya.
Tapi benarkah, musik tersebut mampu memengaruhi karakter seseorang?
Bisa jadi musik tersebut memengaruhi karakter seseorang jika didengarkan secara terus menerus. Dapat dicari benang merahnya, jenis musik apa yang sering didengarkan.
Menurut penelitian yang termuat di jurnal Plos One berjudul Musical Preferences are Linked to Cognitive Styles, dijelaskan bahwa musik tidak hanya memengaruhi kepribadian, melainkan juga kognitif.Â
Orang yang memilih musik rock biasanya orang yang lebih mengutamakan logika. Sedangkan orang-orang yang suka musik klasik cenderung sistematik.
Beda lagi dengan mereka penyuka musik kontemporer lembut penuh emosional, dia akan memiliki tingkat empati yang tinggi. Sedang mereka yang bekerja di bidang seni menyukai musik lembut yang membangkitkan respons emosional yang kuat.
Namun sebenarnya, jika ingin mengoptimalkan kerja otak agar lebih kreatif, menurut penelitian pula, bisa memilih jenis musik yang tidak disukai. Why?
Sebab ada 'kebaruan' di dalamnya. Pada saat mengalami stuck, melalui musik yang belum pernah didengar atau tidak disuka, musik mampu menghadirkan kreativitas. Sepertinya ini patut dicoba saat sedang menulis, ide tak kunjung menghampiri.