Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Neng, Ning, Nung, Nang, Gung Ki Hadjar Dewantara

2 Juni 2024   23:07 Diperbarui: 2 Juni 2024   23:31 2944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran menyenangkan. Doc. UAW

Kurikulum Merdeka yang diterapkan saat ini banyak mengambil filosofi Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara. Di mana tujuan Pendidikan adalah “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guna memaknai tujuan tersebut, guru perlu memahami banyak hal agar bisa mencapainya. Salah satunya filosofi Neng, Ning, Nung, Nang, Gung.

Filosofi ini bukan sekadar memaknai kata, namun pula diambil dari suara gamelan jawa yang sering kita dengar. Sebagai orang awam, pasti terhenyak, bahwa dari suara gamelan saja, maknanya begitu mendalam. Belum juga lirik atau syair tembang yang diiringi.

Kita semua pasti pernah mendengar suara gamelan Jawa. Terdengar suara Neng, Ning, Nung, Nang, Gung pada irama gamelan. Penamaan suara-suara ini memiliki makna mendalam yang dapat dipelajari oleh guru dalam mendidik murid-muridnya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Layaknya disebutkan dalam tujuan Pendidikan di muka.

Neng

Suara Neng dalam gamelan Jawa bermakna ‘Meneng' yang berarti diam. Di makna di dalamnya adalah diam dan tenang. Diam dan tenang di sini adalah perhatian untuk mendengarkan secara aktif. Sebagai seorang guru sudah sepantasnya selalu perhatian dan mendengar dengan aktif. 

Untuk selalu belajar dan adaptif dengan segala perubahan. Belajar secara terus menerus. Tidak berhenti dalam satu buku. Namun harus selalu menjadi manusia pembelajar. Diam terus belajar, bergerak untuk kemajuan Pendidikan. Jangan sampai guru menyuruh muridnya belajar, tapi guru tidak pernah mau mengupdate pengetahuannya dan tidak mau belajar.

Ning

Memiliki arti ‘Wening’. Di mana maknanya adalah bening, jernih dalam hati dan pikirannya. Sebagai guru penting memiliki hati dan pikiran yang jernih. Dengan demikian dia akan mengajar dengan hati. Penuh cinta dan kasih sayang terhadap murid-muridnya. Mengajar tanpa pamrih. Jadi guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang tanpa pamrih bukan sekadar slogan. Namun pula dijalani pada setiap langkah guru dalam mengajar dan mendidik murid-muridnya. 

Melalui kejernihan hati dan pikiran inilah yang akan menghasilkan guru-guru yang berkualitas sesungguhnya. Yaitu yang mendidik dengan hati, memanusiakan manusia sebagaimana mestinya. Sehingga menghasilkan murid-murid yang jernih pula hati dan pikirannya. Murid yang berkarakter, penuh kasih sayang, juga ‘welas asih’.

Nung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun