Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ibadah Dulu, THR Kemudian

6 Juni 2018   21:11 Diperbarui: 6 Juni 2018   22:27 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. smartcolaw.com

Rejeki tersebut dalam bentuk kesehatan, keselamatan. Terkadang rejeki yang tak terduga yang kita dapatkan selama kita tekun beribadah. Pun jika ketekunan kita dalam beribadah belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan harus tetap dalam keyakinan bahwa rejeki itu masih tertunda dalam pengabulan doa.

Nah, sekarang tentu kita harus memilih dan memilah pola pikir kita. Apakah akan selalu berpikir THR selalu dalam bentuk materi atau tidak. Jika mau mendalami lebih jauh, ibadah kita akan digantikan THR yang sangat besar oleh Allah SWT dalam bentuk ketaqwaan seperti yang dijanjikanNya.

Pun rejeki yang berupa THR bentuk materi tetap harus disyukuri. Namun jangan sampai penantian setahun dihabiskan sebulan, bahkan sehari saja. Ada hak orang lain dalam setiap rejeki kita. Maka harus dibagikan kepada sesama agar mereka yang tak menerima THR ikut merasakan kebahagiaan yang kita rasakan sebagai penerima THR.

THR yang sesungguhnya adalah rahmad Allah SWT yang tak ternilai harganya. Terpenting  adalah ibadah dulu baru THR itu akan diberikan kemudian. Tak selalu berbentuk nyata di dunia ini. Namun berdampak lebih baik pada hati dan jiwa setiap ummat muslim yang tekun beribadah selama bulan Ramadhan dan ditingkatkan saat bulan Syawal serta bulan-bulan berikutnya. Wallahu'alam bisawab.

-Ummi Azzura Wijana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun