Hari ini puasa ke dua puluh satu. Bagi yang semangatnya sudah menurun harus dicharge ulang. Supaya simpanan semangat puasa selalu penuh. Tetap semangat memertahankan diri untuk terus berpuasa. Semangatnya harus konstan hingga hari terakhir bulan ramadhan. Untuk mencapai gelar ketaqwaan seperti yang dijanjikan Allah kepada seluruh ummatNya yang menjalankan puasa
Satu hal yang paling tidak bersemangat, susah bangun, dan malas adalah saat sahur. Apalagi kalau badan sedang kurang fit. Atau begadang hingga larut malam sebelumnya. Jangankan makan, untuk bangun saja sudah malas. Lebih mengutamakan tidur membayar kantuk semalam.
Bangun Sahur
Untuk mengatasi malas bangun sahur, ada banyak cara yang digunakan. Mulai dari memasang alarm, mendengarkan suara petugas dari masjid/musholla. Menunggu dibangunkan anak-anak yang berjalan di depan setiap rumah untuk membangunkan warga. Hingga menunggu suara lembut ibu membangunkan untuk sahur.
Alarm ini yang biasanya paling sering digunakan untuk membangunkan diri agar tidak terlambat bangun. Pasalnya, alarm dekat dengan kita, jika mengandalkan anak-anak yang berkeliling membangunkan belum tentu lewat depan rumah. Kadang-kadang tak lewat depan rumah kita. Dengan demikian bangun sahur bisa terlambat dan bisa jadi tidak makan sahur.
Bangun sahur, bagi beberapa orang sebenarnya memiliki beberapa tujuan. Di antaranya untuk sholat malam atau sholat tahajud. Sholat witir ganjil yang belum ditunaikan sebelum tidur. Masak terlebih dahulu sebelum waktu makan sahur, dan motivasi lain. Untuk para pecinta bola, kadang-kadang diselingi dengan niat ingin menonton bola. Apalagi jika bola sedang musim pertandingan antar liga atau antar negara. Sehingga mereka termotivasi untuk bersegera bangun jauh sebelum jam sahur.
Bola Dunia Penyemangat Bangun Sahur
Puasa tahun ini tidak bersamaan dengan perhelatan sepak bola Piala Dunia. Piala Dunia baru dimulai saat jelang lebaran nanti. Namun adanya beberapa liga pertandingan membuat para pecinta bola begadang dan menyempatkan diri bangun lebih malam saat sahur. Untuk melihat pertandingan bola.
Saya jadi ingat, empat tahun lalu, Piala Dunia berbarengan dengan bulan ramadhan. Demam bola ini hampir menguasai pecinta bola dunia seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tak pelak segala pernak-pernik yang berhubungan dengan bola juga memengaruhi pecinta bola di Indonesia.
Seperti lagu kebangsaan bola yang berbunyi ole, ole, ole, ole, ole! Masih ingat kan dengan lagu itu? Dari anak kecil hingga orang dewasa mengenalnya. Dan hal itu, karena bersamaan dengan bulan ramadhan, ternyata dimanfaatkan oleh beberapa pemuda masjid untuk membangunkan warga.
Dari pengeras suara masjid, membangunkan sahur dengan menggunakan nada lagu tersebut. Tapi kata yang disebut tidak dengan ole ole, namun dengan sebutan sahur. Sehingga terdengar sahur, sahur, sahur, sahur, sahur, sahur. Persis seperti menyanyikan lagu ole-ole. Ternyata cara ini ampuh. Suara itu mampu menarik perhatian masyarakat, sehingga dapat membangunkan dengan cepat, tidak lagi bermalas-malasan. Itu terbutkti dari beberapa obrolan yang menyebutkan tentang melihat bola, bangun sahur, hingga bangun yang tak kesiangan karena lagu tersebut.