Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Piala Dunia, Penyemangat Bangun Sahur

5 Juni 2018   23:07 Diperbarui: 5 Juni 2018   23:14 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. ardisfamily.blogspot.com

Hari ini puasa ke dua puluh satu. Bagi yang semangatnya sudah menurun harus dicharge ulang. Supaya simpanan semangat puasa selalu penuh. Tetap semangat memertahankan diri untuk terus berpuasa. Semangatnya harus konstan hingga hari terakhir bulan ramadhan. Untuk mencapai gelar ketaqwaan seperti yang dijanjikan Allah kepada seluruh ummatNya yang menjalankan puasa

Satu hal yang paling tidak bersemangat, susah bangun, dan malas adalah saat sahur. Apalagi kalau badan sedang kurang fit. Atau begadang hingga larut malam sebelumnya. Jangankan makan, untuk bangun saja sudah malas. Lebih mengutamakan tidur membayar kantuk semalam.

Bangun Sahur

Untuk mengatasi malas bangun sahur, ada banyak cara yang digunakan. Mulai dari memasang alarm, mendengarkan suara petugas dari masjid/musholla. Menunggu dibangunkan anak-anak yang berjalan di depan setiap rumah untuk membangunkan warga. Hingga menunggu suara lembut ibu membangunkan untuk sahur.

Alarm ini yang biasanya paling sering digunakan untuk membangunkan diri agar tidak terlambat bangun. Pasalnya, alarm dekat dengan kita, jika mengandalkan anak-anak yang berkeliling membangunkan belum tentu lewat depan rumah. Kadang-kadang tak lewat depan rumah kita. Dengan demikian bangun sahur bisa terlambat dan bisa jadi tidak makan sahur.

Bangun sahur, bagi beberapa orang sebenarnya memiliki beberapa tujuan. Di antaranya untuk sholat malam atau sholat tahajud. Sholat witir ganjil yang belum ditunaikan sebelum tidur. Masak terlebih dahulu sebelum waktu makan sahur, dan motivasi lain. Untuk para pecinta bola, kadang-kadang diselingi dengan niat ingin menonton bola. Apalagi jika bola sedang musim pertandingan antar liga atau antar negara. Sehingga mereka termotivasi untuk bersegera bangun jauh sebelum jam sahur.

Bola Dunia Penyemangat Bangun Sahur

Puasa tahun ini tidak bersamaan dengan perhelatan sepak bola Piala Dunia. Piala Dunia baru dimulai saat jelang lebaran nanti. Namun adanya beberapa liga pertandingan membuat para pecinta bola begadang dan menyempatkan diri bangun lebih malam saat sahur. Untuk melihat pertandingan bola.

Saya jadi ingat, empat tahun lalu, Piala Dunia berbarengan dengan bulan ramadhan. Demam bola ini hampir menguasai pecinta bola dunia seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tak pelak segala pernak-pernik yang berhubungan dengan bola juga memengaruhi pecinta bola di Indonesia.

Seperti lagu kebangsaan bola yang berbunyi ole, ole, ole, ole, ole! Masih ingat kan dengan lagu itu? Dari anak kecil hingga orang dewasa mengenalnya. Dan hal itu, karena bersamaan dengan bulan ramadhan, ternyata dimanfaatkan oleh beberapa pemuda masjid untuk membangunkan warga.

Dari pengeras suara masjid, membangunkan sahur dengan menggunakan nada lagu tersebut. Tapi kata yang disebut tidak dengan ole ole, namun dengan sebutan sahur. Sehingga terdengar sahur, sahur, sahur, sahur, sahur, sahur. Persis seperti menyanyikan lagu ole-ole. Ternyata cara ini ampuh. Suara itu mampu menarik perhatian masyarakat, sehingga dapat membangunkan dengan cepat, tidak lagi bermalas-malasan. Itu terbutkti dari beberapa obrolan yang menyebutkan tentang melihat bola, bangun sahur, hingga bangun yang tak kesiangan karena lagu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun