Bagi sebagian masyarakat awal Ramadhan disambut dengan mendoakan keluarga yang sudah meninggal dengan 'nyekar' ke makam. Ada pula yang disebut dengan istilah 'berseh'. Ada pula istilah 'nyadran' dengan berdoa bersama di makam-makam leluhur.Â
Utamanya tradisi ini berlaku di Jawa. Ziarah dengan membersihkan makam leluhur, memanjatkan doa permohonan ampun, dan tabur bunga. Hal tersebut adalah simbol bakti dan ungkapan penghormatan serta terima kasih seseorang terhadap para leluhurnya.
Sebagian masyarakat lain ada yang melakukan rutinitas 'padusan'. Tradisi ini dilakukan dengan mandi di 'sendang atau blumbang', sumber mata air. Hal ini menjadi simbol membersihkan diri menyambut ramadhan. Di mana sebulan penuh umat muslim akan menjalankan ibadah puasa dan amalan ramadhan lain.
Tradisi-tradisi tersebut masih banyak dijalankan di berbagai tempat. Namun inti dari banyaknya tradisi dan kebiasaan menyambut ramadhan tersebut adalah rasa syukur dan bahagia atas dipertemukannya kembali dengan bulan Ramadhan, sehingga dapat beribadah selama bulan penuh rahmad ini.
Diketahui bahwa bulan ramadhan terbagi dalam tiga tahap, yaitu pada 10 hari pertama di Bulan Ramadan adalah Rahmat, sehingga harus banyak berdoa. Pada 10 hari kedua maghfirah, yaitu berlimpahnya ampunan dari Allah SWT, dan Pada 10 hari ketiga dibebaskannya dari api neraka. Untuk itu, berbahagialah umat yang dipertemukan kembali dengan ramadhan.
Bentuk kebahagiaan sambut Ramadhan bisa dengan, pertama, membersihkan hati. Yaitu saling memaafkan kepada sesama. Membebaskan hati dari rasa iri dan dengki sehingga hilang semua penyakit hati, siap hadapi ramadhan. Langkah menuju bulan penuh ampunan dengan sangat ringan tanpa beban.
Kedua, siap lahir batin. Banyak yang mempersiapkan ibadah ramadhan dengan banyak hal, berbau duniawi, seperti menu buka dan sahur, baju baru, dan lain sebagainya. Yang tak kalah penting yang harus dipersiapkan sebenarnya keluasan lahir batin.Â
Jika hanya lahir saja yang dipersiapkan, bisa jadi jalani ibadah puasa dan amalan lainnya tidak ikhlas dan terpaksa. Lain jika dilaksanakan lahir batin, fisik disiapkan supaya sehat dan batin ikhlas menjalaninya.
Ketiga, siapkan hati yang ikhlas dalam beribadah selama bulan Ramadhan. Sekalipun jangan pernah mengharap pujian dari manusia, karena Allah hanya menilai ketaqwaanya saja dari ummatnya. Ikhlas ini satu hal sulit dilakukan tapi harus berusaha dijalankan. Supaya puasa memiliki nilai tambah, bonus janji Allah Laa'alakum tattaqum. Diberikan pahala taqwa oleh Allah SWT.
Keempat, secara fisik juga harus prima. Kondisikan badan dalam keadaan sehat. Karena iman kuat ditopang oleh badan yang sehat.
Kesiapan lahir batin ini akan mengantarkan pada gerbang ramadhan. Ummat muslim akan siap sedia terjun di kawah candradimukanya Ramadhan. Berharap Rahmad, ampunan, dan dibebaskannya dari api neraka. (Ummi Azzura Wijana)