Gunungkidul digadang-gadang menjadi benteng pariwisata Yogyakarta. Sebagai daerah yang di masa depan akan menjadi pusat pariwisata sudah selayaknya berbenah baik bidang infrastruktur maupun budaya.Â
Dari segi budaya, banyak hal yang bisa digali guna menunjang keberadaan pariwisata di Gunungkidul. Jathilan, thoklik, reog, dan masih banyak lagi. Salah satu budaya Jawa yang harus terus digalakkan adalah kesenian Ketoprak.
Ketoprak (bahasa Jawa: kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan.Â
Tema yang diangkat biasanya dari cerita-cerita legenda dan sejarah Jawa. Namun tidak diambilkan dari kisah Ramayana atau Mahabharata. Karena jika diambilkan dari Wiracarita tersebut akan menjadi pertunjukan wayang orang.
Di Gunungkidul Ketoprak menjadi tontonan masyarakat sejak dulu. Dalam berbagai kegiatan seperti bersih dusun, merti desa, hajat pernikahan, dll, Ketoprak masih sering dipentaskan guna memeriahkan kegiatan tersebut.Â
Masyarakat sangat antusias menikmati dan melihat tontonan asli Jawa ini. Meskipun teknologi sudah hampir menguasi kehidupan manusia saat ini.
Dampaknya, Ketoprak saat ini mendapat sentuhan teknologi sesuai perkembangan. Ketoprak yang duluny merupakan Ketoprak tobong mendapat sentuhan teknologi modern.Â
Panggung-panggung sudah dilengkapi dengan lighting dan backdrop yang disesuaikan. Property bukan lagi gambar-gambar yang dipasang dan digulung secara manual, namun sudah menggunakan properti modern tiga/empat dimensi. Sehingga pertunjukan semakin semarak.Â
Bahkan telah ada Ketoprak humor yang dikemas sedemikian rupa yang menjadi tontonan favorit di Televisi.
Perkembangan Ketoprak mulai surut menjadi sebuah keprihatinan. Hingga mendapat perhatian dari dinas Kebudayaan untuk mengangkat kembali kesenian yang masih banyak diminati masyarakat dengan mengadakan Festival Ketoprak Gunungkidul.Â
Melibatkan Setiap Kecamatan untuk mengikuti festival ini. Selain untuk membangkitkan Ketoprak juga sebagai regenerasi, ungkap Purnawan, Kasi Kesenian dan perfilman.