Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cita Rasa Istimewa, Serabi Ngampin Ambarawa

25 Maret 2018   09:22 Diperbarui: 25 Maret 2018   09:55 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat libur akhir pekan seperti ini biasanya dimanfaatkan untuk berlibur bersama keluarga. Mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang nyaman tempat melepas penat selama bekerja seminggu. 

Selain mengunjungi tempat wisata biasanya yang menjadi tujuan wisatawan adalah wisata kuliner. Bagaimanapun, berwisata tak lepas dari wisata kuliner. Makan bersama-sama keluarga menjadikan suasana semakin hangat dan akrab.

Jika bepergian dari Yogya-Magelang-Semarang lewat Ambarawa atau sebaliknya. Atau justru tujuan utamanya Ambarawa, salah satu kuliner yang tak boleh dilewatkan adalah jajanan bernama Serabi. 

Meskipun ketika menyebut Serabi identik dengan makanan khas Solo, tapi di Ambarawa juga memiliki Serabi khas Ambarawa. Serabi Ngampin orang menyebutnya. Disebut Serabi Ngampin karena hanya berada di wilayah Desa Ngampin saja. Berderet-deret di kios tepi jalan utama.

Perbedaan Serabi Ngampin dengan Serabi Solo adalah dari segi bahan dan juga kuah yang dituangkan. Serabi Ngampin berbahan dasar tepung beras bukan dari tepung terigu yang biasa digunakan untuk membuat Serabi. Bentuknya juga lebih kecil. Namun lebih lunak dan lembut. Beda dengan Serabi Solo yang krispi pada bagian pinggirnya.

Cara makan Serabi ini juga berbeda. Serabi imut dalam tiga varian warna, hijau, coklat, dan putih ini dimakan bersama kuah santan. Kuah santan ini tidak berasa manis sekali karena hanya terbuat dari santan dan gula Jawa bukan gula Jawa yang encer seperti 'juruh'.

Serabi Kuah Santan. Foto: Ummi Azzura
Serabi Kuah Santan. Foto: Ummi Azzura
Dari segi harga juga sangat murah. Satu serabi hanya dihargai seribu rupiah. Saat makan ditempat, satu porsi boleh diisi serabi berapapun. Kuah santan juga sesuka pembeli. Mau banyak atau sedikit sesuai selera.

Lebih nikmat lagi saat dimakan ditempat sambil merasakan asap dari tungku tempat memasak Serabi Ngampin. Ternyata, serabi ini fresh from the 'tungku'. Dimasak di tempat jualan langsung. Jika pembeli inginkan yang panas bisa menunggu sebentar sembari melihat proses memasaknya yang masih konvensional. Dengan kwali kecil di atas tungku dengan bara api dari kayu. Menjadikan Serabi memiliki rasa lebih nikmat.

Cara Masak Tradisional. Foto: Ummi Azzura
Cara Masak Tradisional. Foto: Ummi Azzura
Meskipun dijual di pinggir jalan, pembeli tak perlu khawatir. Serabi yang dijual bebas debu. Pasalnya serabi yang sudah matang disimpan dalam Tenong yang tertutup rapat. Bentuknya kerucut menyerupai tumpeng.

So, kalau lewat Ambara sempatkan mampir dan mencicipi kuliner ini saja. Dijamin pasti kenyang dengan taste tradisional yang istimewa.

Selamat berlibur...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun