Perempuan jaman now pasti tak jauh-jauh dari kosmetika, ya. Kosmetika dengan bahan kimia pastinya. Meskipun kosmetika dengan merk terkenal, label mendunia, belum tentu aman 'lo untuk kulit kita. Ada beberapa kosmetika yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Sebagai contoh, kosmetika yang menggunakan zat pewarna sintetis. Misalnya untuk pewarna tekstil, kertas, tinta, dan lain sebagainya. Yang pasti, bahan sintetis ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
Perempuan, sebagai pengguna kosmetika, pengetahuan dasar tentang kosmetika dan cara pengggunaannya harus dimiliki. Misalnya Penyerapan kosmetika lebih banyak terjadi melalui kulit dibandingkan melalui folikel kulit, dan kulitpun dapat menyerap campuran bahan kimia berbahaya dari kosmetik. Kenapa?
Amsalnya; penyerapan melalui kulit sangat dipengaruhi oleh:
- Lama/intensitas kontak kosmetika dengan dengan kulit; (pelembab, krim pembersih, "deodorant" dan "antiperspirants"). Hal ini akan lebih banyak memberikan reaksi dibandingkan dengan kosmetika yang hanya sebentar saja menempel di kulit/rambut, seperti shampoo;
- Lokasi atau daerah pemakaian; Â daerah sekitar mata lebih sensitive daripada kulit lainnya;
- pH dari suatu produk kosmetika; Â lebih alkali (seperti produk depilasi) resikonya lebih besar;
- Kandungan bahan menguap (bila bahan tersebut hilang akan mempertinggi konsentrasi bahan aktif kosmetika). Bahan yang mudah menguap seperti: alkohol, aseton, air, dll yang banyak pada krem, deodorant dan antiperspirant.
Itu hanya sebagian hal yang perlu diketahui. Tapi, sebenarnya apa sih akibatnya kalau kita salah menggunakan kosmetika dengan bahan kimia? Alergi, gatal-gatal, merah-merah. Atau seperti apa? Tak sesederhana itu. Efek samping yang bisa diistilahkan sebagai Kontak dermatitis adalah adanya efek samping (timbulnya kelainan pada daerah yang tersentuh kosmetik) Â pemakaian kosmetik yang berupa reaksi spesifik yang ditimbulkan oleh zat-zat kimia tertentu.
Â
Kelainan Kontak Dermatitis Kosmetika
Kelainan ini, di mana kondisi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor eksternal, substansi-substansi partikel yang berinteraksi dengan kulit, yang ditandai dengan adanya peradangan, gatal-gatal dan bercak yang nyeri yang terjadi setelah kontak langsung dengan alergen atau iritan.Â
Kondisi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dermatitis kontak alergik dan iritan. Dermatitis kontak iritan lebih sering terjadi dan muncul karena kulit berkontak dengan bahan-bahan kimia. Sementara dermatitis kontak alergik muncul karena terpapar dengan suatu bahan yang menyebabkan orang tersebut menjadi sensitive.
Kelainaan ini dapat terjadi ringan maupun berat. Untuk kelainan ringan berupa;
- Kulit atau rambut kering. Sering ya kita lihat kejadian semacam ini
- Hyperkeratosis merupakan penumpukan berlebihan dari sel-sel kulit yang, bersama dengan sebum dan bakteri yang terperangkap, menciptakan sumbatan di folikel rambut yang menghasilkan lesi jerawat.
- Komedo adalah pori-pori yang tersumbat (terbuka atau tertutup). Komedo terbuka yang biasa dikenal dengan istilah blackhead atau komedo yang bersaluran, terlihat seperti pori-pori yang membesar dan menghitam, sedangkan komedo tertutup atau whitehead merupakan komedo tak bersaluran/kulit yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat, sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil.
- Urtikaria dikenal juga dengan "hives, gatal-gatal, kaligata, atau biduran" adalah kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap bermacam-macam sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang mempunyai ciri-ciri berupa kulit kemerahan (eritema) dengan sedikit oedem atau penonjolan (elevasi) kulit berbatas tegas yang timbul secara cepat setelah dicetuskan oleh faktor presipitasi dan menghilang perlahan-lahan.
Lalu, seperti apa kelainan yang bisa disebut tingkat berat? Kelainan itu berupa Bercak Merah, Gelembung Berisi Cairan (Papula), Lepuh (Bula), bengkak (Oedema), dan Kerak (Krusta).
Sebenarnya kosmetika apa saja sih yang mungkin membuat alergi. Di antaranya a) pewarna  kulit; b) pengeriting rambut; c) deodorant;  d) depilatory; dan e) lipstick. Sedangkan kosmetika yang sering menimbulkan reaksi iritasi, antara lain: a) kosmetika pengeriting kulit; b) penghilang bulu; dan c) antiperspirant.