Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kera Ekor Panjang Cagar Alam Pangandaran

4 Maret 2018   20:44 Diperbarui: 4 Maret 2018   21:12 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Pangandaran. Dokpri.

Memasuki wilayah Ciamis, Jawa Barat, kita akan melihat pemandangan pantai yang sangat indah. Pantai yang berada di wilayah Pangandaran inipun memiliki nama yang sama, yaitu Pantai Pangandaran. Pantai Pangandaran ini memiliki beberapa bagian pantai, seperti pantai timur, barat, batu karas, dan lain sebagainya.

Sangat menarik ketika dengan menggunakan perahu pergi ke sebuah tanjung dengan pasir putih. Di sana akan di temui sebuah cagar alam. Di cagar alam ini dapat ditemukan fauna yang hidup bebas. Fauna yang dapat di temukan lebih dekat dengan kita dan bebas liar adalah Kera (Macaca fascicularis), Lutung (Trachipytecus auratus), Landak (Hystrix bracyura), Trenggiling (Manis Javanica), Rusa (Cervus Timorensis) dan Kancil (Tragulus Javanicus). Sedangkan untuk jenis burung, di kawasan ini anda dapat menemui burung Tulumtumpuk (Magalaema javensis), burung Kangkareng (Anthracoceros convexus), Ayam Hutan (Gallus g varius), Tando (Chynocephalus variegatus) dan juga Ular Sanca (Phyton molurus).

Kera Ekor Panjang

Salah satu fauna yang sering muncul dan menemani para pengunjung pantai adalah kera ekor panjang. Mereka akan asyik dengan kehidupannya jika tidak diganggu. Namun akan agresif saat pengunjung memberikan makanan. Yang tidak dipahami oleh pengunjung adalah larangan memberi makan ini. Tersebab dengan memberi makanan kepada fauna khususnya Kera, maka perilaku hewan ini akan agresif. Mereka akan mengincar setiap makanan yang dibawa oleh pengunjung. Taspun bisa diincar dan ditarik.

Seperti yang saya alami kemarin. Saat usai memotret beberapa obyek dan akan kembali ke pantai dengan menaiki perahu. Belum juga saya naik perahu, tiba-tiba tempat minum saya diambil oleh kera. Tanpa saya melakukan perlawanan karena saya takut akan terjadi apa-apa dengan saya.

Saya biarkan dia membawa lari tempat minum saya dan ia bergelantungan ke atas dahan. Setelah tau tempat minum itu tidak ada isinya, dia hanya membuka paksa dan merusaknya, lalu dijatuhkan ke atas pasir. Sungguh sebuah kejadian yang baru saya alami. Padahal saya tak memberi makanan kepada mereka. Tapi ada beberapa pengunjung yang memberikannya. Artinya, saat sudah ada larangan jangan dilanggar, supaya tidak mengganggu kehidupan fauna-fauna yang dilindungi ini.

Kera Ekor Panjang. Dokpri.
Kera Ekor Panjang. Dokpri.
Kera ekor panjang ini masih banyak di Pangandaran. Hal ini terlihat saat saya mulai memasuki pantai pasir putih ini. Mereka berada di dahan-dahan pohon dan berjalan di atas pasir dekat pantai. Jika diperhatikan, kera-kera ini sangat manis. Tanpa sengaja saya melihat seorang induk kera yang sedang menggendong anaknya yang masih kecil. Betapa terlihat sayang kepada anaknya ini, miris, jika dibandingkan dengan beberapa oknum manusia yang dengan tega membuang anak bayinya sendiri tanpa berperikemanusiaan.

Pergerakan kera ekor panjang ini saya amati, ternyata mereka bergerak dengan menggunakan keempat anggota badan. Selain itu, pergerakan juga dilakukan dengan cara melompat, memanjat, bipedalisme (gerakan dengan menggunakan dua kaki), dan brakiasi (gerakan dengan dua tangan untuk menggantung). Bipedalisme biasa terjadi saat tangan memegang makanan, sehingga dapat bergerak bebas di permukaan tanah maupun di pepohonan. Asyik sekali mereka menikmati hidupnya tanpa diganggu oleh manusia, salah satunya dengan tidak memberikan makanan tadi.

Tata Tertib Berkunjung di Cagar Alam Pangandaran

Pihak pengelola memberikan larangan tentu telah paham akibatnya jika larangan itu dilanggar. Untuk itu, sebaiknya ada beberapa hal yang berlu dilakukan jika berkunjung ke cagar alam Pangandaran ini.

Sumber: greencanyon.com
Sumber: greencanyon.com
Jangan membawa makanan berlebihan

Saat ingin memasuki cagar alam di Pangandaran, lebih baik tidak membawa makanan. Selain beban yang berat juga menjaga diri agar tidak direbut oleh fauna di sana terutama Kera Ekor Panjang

Jangan mengganggu hewan di sana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun