Mohon tunggu...
Sumiati
Sumiati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keramahtamahan Bangsa Indonesia

5 Maret 2019   23:13 Diperbarui: 5 Maret 2019   23:30 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negeri yang sangat subur.Pesona alam yang masih hijau asli menambah keindahan negeri yang berada di zamrud katulistiwa ini.Birunya samudra yang elok di pandang mata pun memikat hati untuk menginjakkan kaki di negeri ini.Indonesia memiliki kekayaan yang sangat melimpah,hingga terkenal di seluruh dunia.Keistimewaan bangsa indonesia tidak hanya pada kekayaan alamnya saja,bangsa indonesia juga terkenal dengan keramah tamahan nya.Inilah yang membuat negeri ini memiliki keunikan tersendiri.

Budaya ramah tamah bangsa ini sudah dikenal oleh negara lain sejak dahulu.Bentuk ramah tamah bangsa indonesia contohnya masyarakatnya baik hati,tutur kata dan bahasanya lembut,menyenangkan dalam pergaulan.Dan hebatnya juga budaya ramah tamah ini tetep bertahan hingga sekarang walaupun banyak budaya asing yang masuk ke indonesia.Inilah yang membuat indonesia dicintai oleh negara lain.

Budaya gotong royong  juga merupakan watak asli bangsa indonesia.Budaya ini dapat menjaga kerukunan antar kelompok masyarakat. Saling menghargai dan menghormati ,merasa semua sama tidak ada perbedaan. Ketika bergotong royong ringan sama dijinjing berat sama dipikul . Masyarakat indonesia suka membantu orang yang lemah dan yang miskin.

Sekarang tekhnlogi sudah semakin canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat .Meskipun sudah banyak media elektronik yang serba canggih, yang dapat membantu kita saling bertegur sapa namun bila bertatap muka kita tetap saling ucap salam, ataupun sekedar senyum.Hal ini untuk menjaga budaya ramah tamah ini.

Akan tetapi meskipun demikian kita perlu memikirkan yang akhir -- akhir ini banyak kita temukan masyarakat yang lebih mengutamakan kepentingan pribadinya daripada kepentingan bersama semua itu muncul akibat dari sifat egois, sifat acuh tak acuh, sifat sombong atas kekayaan yang dimilki, gaya hidup modern. Bahkan mayoritas orang yang hidup di desa bergaya hidup orang yang tinggal di kota

Untuk mengikuti gaya hidup modern yang serba elektronik canggih baik pengaruh budaya barat yang mucul dari pendatang asing, tontonan televisi, maupun internet, tidak berarti kita meninggalkan ajaran -- ajaran atau budaya asli yang dimiliki bangsa Indonesia. Kita dapat mengikuti perkembangan gaya hidup modern dengan menyaringnya terlebih dahulu dan tentunya tidak melanggar aturan -- aturan masyarakat maupun ajaran -- ajaran agama seperti ramah -- tamah dan gotong royong. 

Gotong royong dapat diibaratkan seperti sapu lidi, sapu lidi dapat dikatakan sapu dan dapat membersihkan kotoran apabila terdiri dari banyak lidi yang diikat kuat sehingga dapat gotong -- royong atau bersama -- sama menyingkirkan kotoran atau sampah, namun jika hanya terdapat satu lidi dia tidak dapat dikatakan sapu karena tidak dapat digunakan membersihkan sampah atau kotoran. Dan tentunya harapan dan cita -- cita kita semua adalah seluruh masyarakat indonesia seperti sapu lidi tadi yang dapat bekerjasama dalam segala hal terutama dalam menjaga negeri ini. Baik dari para koruptor maupun penjajah -- penjajah lain. Dengan adanya budaya ramah -- tamah dan gotong -- royong bangsa Indonesia akan lebih mudah bersatu, bahkan menjadi pemersatu bangsa indonesia yang banyak memiliki keragaman suku, bahasa, budaya, adat istiadat dan lain sebagainya.

Gotong royong dapat kita wujudkan baik didalam lingkup keluarga, sekolah maupun dimasarakat,apabila gotong royong ini dapat terwujud dalam semua lingkup, dengan sendirinya kesatuan dan persatuan di negara ini akan tetap terjaga.meskipun di jaman yang serba modern, yang penuh dengan teknologi canggih, teknologi digital, tetapi jangan sampai budaya gotong royong dan ramah tamah ini luntur bahkan hilang dari kehidupan masarakat indonesia, kita harus bisa menyatukan budaya leluhur, termasuk gotong royong dan ramah tamah ini dengan kemajuan jaman.artinya teknologi digital kita jadikan sarana unutuk lebih meningkatkan budaya gotong royong maupun ramah tamah dalam kehidupan sehari hari.

Tetapi masihkah Indonesia negeri yang ramah tamah?. Saat ini, hampir setiap hari media cetak maupun media elektronik berlomba-lomba menyajikan berita-berita negatif yang terjadi di tanah air. Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, perkelahian antar warga gara-gara masalah yang sepele, tawuran siswa-siswa sekolah menengah sampai mahasiswa, tawuran dan tindakan kriminal lain yang dilakukan para pendukung tim sepak bola, sampai demonstrasi mahasiswa yang berakhir bentrokan dengan aparat keamanan. Yang paling hangat malah pemberitaan mengenai dunia premanisme di Indonesia.

Itu baru dari berita-berita yang ada di media elektronik maupun media cetak. Dalam kehidupan keseharian dapat kita lihat pergeseran perilaku bangsa Indonesia bila dibandingkan dengan kalimat-kalimat di awal tulisan ini. Saat ini yang terasa adalah atmosfer individualistis yang sangat kentara di berbagai tempat. 

Pernah beberapa kali saya bersenggolan dengan orang lain diberbagai tempat yang berbeda apakah itu karena salah saya atau orang lain 'nyenggol' duluan karena tempat yang sempit, saya selalu memberi senyum sebagai tanda 'I'm okay' atau 'I'm sorry' tapi tidak selalu senyuman saya berbalas senyuman pula, seringkali malah berbalas tatapan tajam dari orang lain. Atau perhatikanlah media sosial yang sering kita kunjungi, betapa mudahnya orang-orang itu menuliskan umpatan, makian, dan kata-kata kotor lainnya hanya untuk mengungkapkan perbedaan pandangan, pendapat bahkan orientasi politiknya. Saat mereka menyatakan bahwa itu bagian dari kebebasan berekspresi, bukankah kebebasan kita itu dibatasi oleh kebebasan orang lain? Menyedihkan melihatnya justru saat saya mengajarkan anak-anak saya untuk tetap santun termasuk di media sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun